Ancaman Trump, Respons Mamdani
Menanggapi tekanan ini, Mamdani menegaskan bahwa ia tak pernah melanggar hukum dan justru menyoroti bahaya dari retorika politik yang digunakan untuk membungkam suara kritis.
“Presiden AS secara terang-terangan mengancam akan menangkap saya, mencabut kewarganegaraan saya, dan mendeportasi saya. Itu terjadi hanya karena saya menolak tunduk pada kebijakan imigrasi yang menindas,” tulis Mamdani di media sosial X.
Ia menambahkan, “Ini bukan hanya serangan terhadap saya sebagai individu, tetapi juga terhadap demokrasi dan setiap warga New York yang berani bersuara.”
Polemik ini menguat seiring bocornya memo internal Departemen Kehakiman AS yang berisi instruksi baru terkait pencabutan kewarganegaraan atau denaturalisasi. Memo tersebut memperluas kriteria pencabutan bagi mereka yang dianggap mengancam keamanan nasional, termasuk “anggota geng”, pelanggar HAM, hingga warga yang memperoleh naturalisasi dengan menyembunyikan fakta.
Namun, para pengamat menyebut langkah ini rawan dipolitisasi, terlebih saat diarahkan pada kandidat politik dari kelompok minoritas, seperti Mamdani yang merupakan Muslim dan imigran.
Latar Belakang Mamdani
Zohran Mamdani lahir di Uganda dari pasangan diaspora India, dan memperoleh kewarganegaraan AS lewat jalur naturalisasi. Ia dikenal sebagai legislator negara bagian New York yang vokal dalam isu keadilan sosial, pembelaan terhadap imigran, dan kritik terhadap kekerasan struktural.
Jika terpilih, Mamdani tak hanya akan mencatat sejarah sebagai wali kota Muslim pertama di New York, tetapi juga sebagai simbol perlawanan terhadap dominasi politik lama yang dianggap banyak pihak gagal mewakili komunitas rentan.