English English Indonesian Indonesian
oleh

Sri Mulyani: Rupiah Sempat Sentuh Titik Terlemah di Pengujung Era Presiden Jokowi

FAJAR, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa nilai tukar rupiah sempat berada pada posisi terlemahnya selama tahun 2024, menjelang berakhirnya masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hal ini diungkapkannya dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-21 Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2024–2025, yang digelar di Kompleks Parlemen, Selasa (1/7/2025).

Dalam paparannya, Menkeu menyebut bahwa gejolak ekonomi global yang terjadi sepanjang tahun lalu berdampak signifikan terhadap kondisi keuangan nasional, khususnya pergerakan kurs dan pasar modal.

“Pada awal tahun 2024, rupiah sempat menguat di kisaran Rp16.000 per dolar AS. Namun pada Juni, rupiah mengalami depresiasi hingga menyentuh Rp16.486 per dolar AS. Ini adalah titik terlemah rupiah sepanjang tahun tersebut,” kata Sri Mulyani.

Tak hanya nilai tukar rupiah, Sri Mulyani juga menyoroti tekanan yang terjadi di pasar modal. Menurutnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menembus level 7.300 di awal tahun, namun terkoreksi hingga 6.726 pada pertengahan tahun.

Meski menghadapi tekanan eksternal dan fluktuasi pasar, Sri Mulyani mengapresiasi ketahanan ekonomi domestik yang dinilainya tetap mampu bertahan dan pulih secara bertahap.

“Di tengah gejolak tersebut, Indonesia patut bersyukur karena tetap menunjukkan daya tahan ekonomi. Pemilu yang berjalan lancar dalam satu putaran menjadi fondasi penting untuk menjaga kepercayaan pasar,” lanjutnya.

Sri Mulyani menambahkan bahwa masa transisi dari Presiden Jokowi ke Presiden terpilih Prabowo Subianto turut menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi. Menurutnya, peran APBN sebagai penyangga guncangan (shock absorber) sangat vital dalam menjaga daya beli masyarakat serta mendukung program pemulihan nasional.

News Feed