FAJAR, SLEMAN — Di usianya yang baru menginjak 16 tahun, Shafira Herfesa Devi mencetak sejarah sebagai pecatur pertama asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berhasil melangkah ke Piala Dunia Catur 2025. Ajang prestisius ini akan digelar di Batumi, Georgia, pada 5–19 Juli mendatang.
Nama Shafira mulai menyita perhatian publik setelah memenangi Kejuaraan Asian Zone 3.3 di Mongolia pada April-Mei 2025 lalu. Turnamen tersebut menjadi jalur kualifikasi resmi menuju Piala Dunia Catur.
Di luar prediksi, remaja yang tak masuk jajaran unggulan justru tampil meyakinkan. Bahkan mengalahkan Women Grand Master (WGM) Turmunkh Munkhzul, pecatur tuan rumah.
Meski berasal dari keluarga biasa di Sleman, semangat Shafira dalam mengejar prestasi luar biasa. Diperkenalkan catur sejak usia tiga tahun oleh sang ayah yang merupakan mantan atlet, Shafira tumbuh sebagai anak yang cepat menyerap strategi dan logika permainan.
“Sejak kecil Shafira sudah bisa baca-tulis, jadi dia cepat belajar notasi catur. Bapaknya yang mengenalkan. Kami tidak memaksakan, tapi alhamdulillah dia senang dan terus berkembang,” ujar sang ibu, Dewi Rochana.
Karier kompetitif Shafira dimulai sejak duduk di bangku kelas 2 SD. Bermula dari kejuaraan antar kecamatan, ia perlahan menembus level kabupaten, provinsi, dan akhirnya nasional. Banyak pengalaman manis dan pahit ia lewati, termasuk pernah hampir gagal tampil karena miskomunikasi di sekolah.
Kini, setelah memastikan tiket ke Piala Dunia, tekad Shafira belum berhenti. Ia menyatakan ingin segera meraih gelar Women Grandmaster (WGM) sebagai target berikutnya.