FAJAR, WASHINGTON DC — Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, kembali membuat gebrakan dalam wacana akuisisi TikTok, platform video pendek milik ByteDance asal China yang tengah menghadapi potensi pelarangan di Negeri Paman Sam.
Dalam wawancara eksklusif bersama Fox Sunday Morning Futures, Trump mengungkapkan bahwa sekelompok investor elite telah menyatakan minat untuk mengambil alih TikTok. “Kami sudah punya calon pembeli. Mereka adalah orang-orang yang sangat kaya,” ujar Trump, dikutip AFP, Minggu (29/6/2025) waktu setempat.
Trump menyebut, daftar nama investor tersebut akan diumumkan dua pekan ke depan, seraya menunjukkan keyakinan bahwa Presiden China Xi Jinping akan memberikan restu terhadap kesepakatan itu.
TikTok berada di pusaran polemik sejak disahkannya undang-undang federal yang memaksa ByteDance menjual operasional TikTok di AS atau menghadapi larangan penuh atas dasar ancaman keamanan nasional.
Menariknya, Partai Republik yang menjadi tulang punggung kampanye Trump, justru sempat menghalangi implementasi larangan. Pasalnya, TikTok dinilai memainkan peran penting dalam menjangkau pemilih muda, basis krusial dalam kemenangan Trump pada Pilpres 2024 lalu.
“Saya punya tempat khusus di hati untuk TikTok,” ujar Trump kepada NBC News pada Mei lalu. “Kalau butuh perpanjangan tenggat, saya siap memberikannya.”
Sampai Juni 2025, Trump telah memperpanjang batas waktu divestasi tiga kali. Tenggat terakhir diberikan hingga akhir bulan, dengan peringatan bahwa kegagalan menemukan pembeli akan berujung pada pelarangan total TikTok di AS.