Tidak hanya itu, 95,12% beras medium dijual dengan harga melebihi HET. Kemudian, 9,38% beras medium ditemukan memiliki bobot riil yang menyimpang.
Amran menyebutkan bahwa temuan ini berpotensi merugikan konsumen hingga Rp99 triliun per tahun, berdasarkan kalkulasi kerugian dari kualitas dan kuantitas yang tidak sesuai.
Kerugian terbesar dialami oleh konsumen beras medium, yang menurut Kementan bisa mencapai Rp65,14 triliun per tahun. Sementara itu, konsumen beras premium dirugikan hingga Rp34,21 triliun.
“Dengan harga lebih tinggi dan mutu di bawah standar, masyarakat jelas dirugikan. Konsumen tidak hanya kehilangan uang, tapi juga kepercayaan,” kata Amran.
Kementan memastikan Satgas Pangan tidak hanya berhenti pada pemanggilan. Setelah tahapan klarifikasi, tim lintas lembaga akan turun langsung melakukan verifikasi fisik di lokasi produksi dan distribusi.
Apabila ditemukan bukti pelanggaran berulang, langkah penegakan hukum akan dilanjutkan hingga ke pencabutan izin usaha dan proses pidana sesuai UU Pangan dan perlindungan konsumen. (*)
