FAJAR, ATLANTA–Inter Miami yang dipimpin Lionel Messi tak berkutik melawan juara Liga Champions Eropa, PSG di babak 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025.
Dalam laga hari ini, Messi dan kawan-kawan dibantai empat gol tanpa balas. Kekalahan telak itu memunculkan kembali asumsi bahwa Inter Miami terlalu dipaksakan ikut turnamen ini dengan harapan Messi bisa jadi alat promosi.
PSG sudah langsung unggul 4-0 sebelum turun minum dan Messi nyaris tidak menendang bola selama 45 menit pertama.
Sang maestro memang menunjukkan gayanya di babak kedua, meskipun PSG sudah mempersiapkan diri untuk perempat final.
Kontribusi besar Messi dalam pertandingan itu, dalam kompetisi yang dipaksakan FIFA kepadanya dan Miami dengan alasan yang meragukan, muncul sebagai luapan amarah yang tak berdaya, bukan kecemerlangan.
Berjuang keras untuk merebut bola dari Vitinha, meskipun praktis naik ke punggung mantan rekan setimnya, amarah Messi meluap setelah pemain PSG itu melepaskan bola.
Sambil mengangkat lengannya, bintang Inter Miami itu hampir saja memukul Vitinha.
Sulit untuk menggambarkan momen itu selain kabut merah sesaat, terutama karena kedua pemain berpelukan hangat di akhir pertandingan.
Bukan hanya Messi saja. Luis Suarez bergerak di lapangan dengan sangat lambat. Sementara Sergio Busquets tidak lebih efektif.
Masalah dengan partisipasi Messi dan Miami yang tidak pantas adalah bahwa hal itu ditakdirkan untuk menunjukkan kepada MLS seberapa jauh klubnya tertinggal dari klub-klub Eropa dan Amerika Selatan.
