FAJAR, MALANG – Sebuah kisah pilu viral di media sosial setelah dua kakak beradik, SR (50) dan F (43), menyerahkan ibu kandung mereka, Mbah Nasikah (74), ke panti jompo Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang. Aksi tersebut memicu kecaman publik, memunculkan gelombang simpati sekaligus amarah netizen.
Panti lansia yang dikhususkan untuk orang tua terlantar itu semula menolak permintaan SR dan F. Ketua Yayasan, Arief Camra, bahkan menyodorkan syarat berat—anak tidak boleh mengunjungi kembali sang ibu dan tidak akan diberi kabar saat ia meninggal. Namun, keduanya tetap menandatangani persetujuan tersebut.
“Persyaratan kami beratkan agar niatan itu dibatalkan. Tetapi mereka tetap teguh, katanya, daripada ibunya terus ngesot di jalan karena tak ada yang mengurus,” kata Arief, Senin (30/6).
Kisah ini sampai ke telinga Ipda Purnowo, anggota Polres Lumajang yang aktif di kanal YouTube “Polisi Belajar Baik.” Tergerak, ia langsung datang ke Surabaya pada Sabtu (28/6) untuk bertemu keluarga Mbah Nasikah.
Dalam pertemuan tersebut, Purnowo menggali alasan di balik keputusan berat SR dan F. Keduanya mengaku tak bermaksud membuang ibunya, tetapi karena keterbatasan ekonomi dan kondisi pekerjaan. SR bekerja sebagai petugas kebersihan, sementara F buruh pabrik. Selama mereka bekerja, Mbah Nasikah kerap keluar rumah seorang diri dan merangkak di jalanan.
“Kalau memang kita tidak bisa bantu, janganlah kita menambah beban dengan menghujat,” ujar Purnowo. Ia juga menegaskan bahwa kedua anak telah berusaha mencari solusi meski akhirnya memilih jalan yang memicu kontroversi.