FAJAR, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan kemitraan strategis dengan universitas kelas dunia. Pada akhir Juni 2025, Unhas diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis, Prof. Dr. Eng. Adi Maulana, ST., M.Phil., didampingi oleh Direktur Kemitraan, Dr. Ansariadi, dan Prof. Anwar Daud, melakukan kunjungan ke tiga universitas terkemuka di Amerika Serikat untuk membahas pembentukan konsorsium riset internasional.
Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut dari dokumen kerja sama yang telah disepakati sebelumnya, dan difokuskan pada pelaksanaan workshop pembentukan konsorsium riset di University of Hawaii, University of California Berkeley, dan Stanford University.
Prof. Adi Maulana menjelaskan bahwa mitra di Amerika mengundang tim Unhas untuk membahas peta jalan (roadmap) konsorsium, jadwal kegiatan, skema pendanaan, dan bentuk kolaborasi lainnya.
Konsorsium Riset Energi Terbarukan dan Pertanian Tropis
Di University of Hawaii at Manoa, tim Unhas diterima langsung oleh Prof. Scott Q. Turn dari Hawaii Natural Energy Institute. Pembahasan difokuskan pada kerja sama dalam bidang energi terbarukan, khususnya riset pengembangan bahan bakar industri penerbangan berbasis buah kemiri (Sustainable Aviation Fuel).
Selain itu, disepakati pula kolaborasi dalam peningkatan hasil panen tanaman tropis dan kaitannya dengan perubahan iklim. Prof. Young Cho dari Departemen Molecular Biosciences and Bioengineering menyatakan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan peneliti Unhas, seperti Dr. Junaidi, dalam bidang riset kakao dan kopi. Unhas yang dikenal sebagai Center of Excellence untuk tanaman kakao dan kopi di Indonesia, akan membentuk konsorsium riset bersama University of Hawaii dan UC Davis, dengan dukungan pendanaan dari universitas dan sektor industri.
Konsorsium Riset Kesehatan dan Perubahan Iklim
Kerja sama lainnya dijalin melalui pembentukan konsorsium riset di bidang kesehatan masyarakat antara Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas dan School of Public Health, University of Hawaii. Fokus riset diarahkan pada penyakit menular tropis, khususnya demam berdarah.
Selanjutnya, tim Unhas bertemu dengan para peneliti dari University of California Berkeley untuk mendiskusikan pelaksanaan konsorsium riset mengenai keterkaitan antara kesehatan masyarakat dan perubahan iklim di Indonesia. Proyek ini akan mengambil lokasi penelitian di Kota Makassar.
Konsorsium Sustainable Mining dengan Stanford University
Kunjungan ditutup dengan workshop di Stanford University, di mana Prof. Adi Maulana mempresentasikan keunggulan Unhas, termasuk lokasinya yang strategis di wilayah Wallacea dan kompetensinya dalam pengelolaan sumber daya alam. Dr. Ansariadi juga memaparkan hasil dari proyek RISE yang telah berjalan selama tujuh tahun bersama Stanford University di Makassar. Proyek ini menjadi contoh kolaborasi sukses antara universitas dan pemerintah dalam revitalisasi permukiman serta peningkatan kualitas lingkungan.
Stanford University menyatakan kesediaannya untuk mendanai konsorsium riset senilai USD 5 juta (sekitar Rp 80 miliar) untuk tiga tahun ke depan. Dalam kesempatan yang sama, Prof. Adi diundang untuk memberikan presentasi di School of Sustainability Stanford—sekolah keberlanjutan paling prestisius di dunia—untuk membahas pembentukan konsorsium riset sustainable mining di Indonesia.
Stanford melalui institusi riset Mineral-X menyambut baik rencana menjadikan Unhas sebagai leading university dalam riset pertambangan berkelanjutan. Mineral-X, yang dibiayai oleh perusahaan tambang besar dunia, akan mendukung pendanaan bersama dengan kemungkinan matching fund dari LPDP.
Unhas juga akan mendirikan Unhas–Stanford Centre yang akan diresmikan pada Dies Natalis Unhas September mendatang, sebagai bentuk konkret kolaborasi ini.
Menuju Universitas Berkelas Dunia
Prof. Adi menyampaikan bahwa pembentukan tiga konsorsium ini menunjukkan pengakuan dunia terhadap kualitas riset Unhas. Stanford University yang berada di peringkat ke-3 dunia dan UC Berkeley di peringkat 17 versi QS Ranking 2025, bersedia bermitra karena Unhas memiliki ekosistem riset yang solid, termasuk pembentukan Thematic Research Group yang diluncurkan oleh Rektor Prof. Jamaluddin Jompa pada 2024.
Keberhasilan ini juga ditunjang oleh keberadaan tim kemitraan yang telah memiliki SOP dan task force khusus untuk mengelola jaringan kerja sama dalam dan luar negeri secara cepat dan tepat sasaran. Setiap kerja sama yang disepakati akan segera ditindaklanjuti agar Unhas terus berkontribusi pada masyarakat, dunia usaha, serta agenda pembangunan nasional.
Dengan terbentuknya tiga konsorsium baru ini, jumlah konsorsium riset internasional di Unhas kini mencapai 22—meningkat signifikan dari hanya tiga pada 2022. Konsorsium ini akan menjadi modal penting untuk mendorong Unhas menuju target masuk peringkat 700 besar dunia pada QS Ranking tahun depan. (*)