Oleh: Anjas Wirabuana, S.Pd., M.Sn.
Pengiat Seni
“I La Galigo yang mendunia, namun berjarak dari kampung halamannya”
Gagasan penciptaan karya kreatif dan inovatif bertema “Virtual Reality I La Galigo Interaktif” sebagai bahan ajar untuk seluruh sekolah dasar di wilayah Luwu Raya (Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara, dan Kabupaten Luwu Timur) merupakan sebuah langkah visioner dan menarik untuk diwujudkan.
Mengapa Virtual Reality I La Galigo?
Ada beberapa alasan mendasar yang melatarbelakangi pemilihan tema ini.
Pertama, tidak adanya ruang atau wadah di Luwu Raya yang secara khusus menyediakan informasi dan pembelajaran mengenai I La Galigo. Padahal I La Galigo adalah karya sastra terpanjang di dunia yang telah diakui UNESCO sebagai Memory of the World sejak tahun 2011. Ironisnya, anak-anak masa kini lebih akrab dengan tokoh-tokoh fiksi seperti Hulk, Spiderman, Superman, Krisna, hingga BoBoiBoy, dibandingkan dengan Sawerigading dan tokoh-tokoh epik I La Galigo.
Kedua, rendahnya pengetahuan generasi muda tentang sejarah dan nilai-nilai yang terkandung dalam I La Galigo. Meski diakui secara internasional, di tanah kelahirannya sendiri, I La Galigo justru nyaris terlupakan. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya sumber informasi yang tersedia serta kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan warisan budaya dunia.
Ketiga, terdapat 139 sekolah dasar negeri di wilayah Luwu Raya, namun sangat disayangkan belum ada satu pun di antaranya yang memasukkan I La Galigo ke dalam kurikulum pembelajaran. Akibatnya, sebagian masyarakat Luwu Raya kesulitan menjelaskan bahkan mengenali warisan sastrawi ini. Jika kondisi ini dibiarkan, maka bukan tidak mungkin I La Galigo akan benar-benar kehilangan tempat di kampung halamannya sendiri.
Tiga Tahapan Implementasi
Kegiatan ini akan dilaksanakan melalui tiga tahapan utama:
- Riset dan Penggalian Materi
Tahapan awal ini berfokus pada pengumpulan informasi seputar sejarah dan legenda I La Galigo, dengan pendekatan yang mudah dipahami anak-anak. Cerita seperti penciptaan dunia, para dewa, dan kisah tokoh-tokoh penting akan dipilih berdasarkan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya—seperti pentingnya kerja sama, kejujuran, dan saling menghormati.
Selain itu, anak-anak juga akan dikenalkan dengan budaya dan tradisi Luwu, mulai dari tokoh, pakaian adat, rumah adat, benda pusaka, hingga tarian dan musik tradisional. Diharapkan pendekatan ini dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas lokal mereka.
- Perancangan Virtual Reality Interaktif
Informasi yang telah dikumpulkan akan dirangkai dalam bentuk animasi interaktif menggunakan teknologi virtual reality (VR). Dalam ruang virtual ini, anak-anak dapat “bertemu” dengan tokoh-tokoh legendaris seperti Sawerigading, We Cudai, We Tenriabeng, We Nyili’ Timo, La Galigo, Meong Palo, dan para dewa.
Tak hanya tokoh, elemen budaya seperti rumah adat, pakaian tradisional, dan benda-benda pusaka juga akan dihadirkan secara visual. Dengan teknologi VR, anak-anak dapat merasakan pengalaman “menjelajahi” dunia I La Galigo seolah berada di dalam ceritanya. Seperti halnya film Harry Potter yang lebih mudah diterima anak-anak ketimbang versi bukunya, animasi VR I La Galigo diharapkan menjadi sarana yang efektif untuk mengenalkan kisah ini secara menyenangkan dan edukatif.
- Virtual Tour ke Sekolah-sekolah
Tahap akhir adalah pelaksanaan tur virtual ke beberapa sekolah dasar di Luwu Raya. Program ini diharapkan menjadi pemantik bagi sekolah-sekolah untuk membentuk Laboratorium I La Galigo—ruang pembelajaran berbasis digital yang berisi informasi sejarah dan budaya I La Galigo dari sudut pandang anak-anak.
Lebih jauh, kegiatan ini diharapkan mendorong terjalinnya kerja sama antar pemerintah daerah melalui MoU antara empat kepala daerah di Luwu Raya, yang berujung pada lahirnya kebijakan kurikulum muatan lokal tentang I La Galigo. Termasuk di dalamnya penyediaan perangkat virtual reality di sekolah-sekolah dasar, demi meratakan akses informasi budaya kepada seluruh peserta didik.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menjadikan I La Galigo sebagai sarana edukatif dan media pelestarian budaya yang telah diakui dunia. Melalui pendekatan berbasis teknologi dan psikologi anak, generasi muda Luwu Raya akan tumbuh dengan kebanggaan terhadap warisan budaya mereka.
Anak-anak yang hari ini diberi akses pada pengetahuan melalui “Virtual Reality I La Galigo Interaktif” akan tumbuh besar dengan satu kenangan: bahwa pemerintah hadir dalam ingatan masa kecil mereka—memberi ruang untuk belajar sejarah dunia dari kampung halaman sendiri. (*)