Menurut Prof. Hambali, bentuk bantuan yang diberikan bisa berkembang di masa depan, tidak hanya berupa materi, tapi juga pemberdayaan.
“Misalnya soal beasiswa, kita bisa beri ruang bagi warga sekitar yang punya potensi akademik tapi terkendala ekonomi. Itu bagian dari pengembangan masyarakat juga,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa UMI siap menampung aspirasi dan menjembatani kepentingan warga, sejauh sejalan dengan kapasitas dan visi kampus.
Dalam dialog dengan warga, beberapa aspirasi turut disampaikan, termasuk usulan pembangunan drainase untuk mengurangi banjir di kawasan tersebut.
Prof. Hambali menyambut baik usulan itu, namun menegaskan perlunya kerja sama dengan pihak lain. UMI tidak bisa berjalan sendiri, harus sinergi dengan pemerintah kota.
Kegiatan silaturahmi dan bakti sosial ini menjadi simbol nyata sinergi antara kampus dan masyarakat. UMI ingin menunjukkan bahwa keberadaannya bukan hanya sebagai institusi akademik, tapi juga bagian dari denyut kehidupan sosial di tengah masyarakat.
Dengan mengusung semangat “UMI Berdampak”, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk membangun kedekatan emosional dan sosial antara civitas akademika dengan warga sekitar kampus.
Di akhir kegiatan, pimpinan UMI menyampaikan bahwa ruang komunikasi antara warga dan pihak kampus akan terus dibuka untuk membahas peluang kolaborasi lainnya, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan, keagamaan, dan pengembangan sosial masyarakat.
Ketua RW 06, Muhammad Yusuf, menyambut baik kehadiran pimpinan UMI di wilayahnya. Ia menyebutkan, terdapat lebih dari 150 kepala keluarga di RW tersebut.