Terapi radiasi yang dapat menyebabkan kondisi tersebut biasanya dilakukan pada area kepala dan leher. Studi menunjukkan peria memiliki sifat anti-kanker dan ekstrak dari buah, itu terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Ahli Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar, Chaerunnimah, SKM, M.Kes menambahkan sayur peria menyimpan kandungan senyawa bioaktif yang luar biasa. Beberapa di antaranya adalah momordicin, charantin dan senyawa MAP30 yang terbukti secara ilmiah memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel kanker.
Selain itu, peria kaya akan vitamin C, flavonoid serta saponin yang berperan sebagai antioksidan alami untuk melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, salah satu pemicu utama kanker. Peria juga memiliki efek antiproliferatif dan dapat merangsang proses apoptosis atau kematian sel kanker secara alami.
Konsumsi pare secara rutin dalam jumlah yang wajar dipercaya dapat mencegah membantu mencegah berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara, prostat dan usus besar.
“Kandungan vitamin C pada buah peria memiliki manfaat untuk meningkatkan efektivitas pengobatan kanker, berbagai kandungan bioaktif yang terdapat pada buah ini juga dapat mengatasi kanker secara langsung,” tambahnya.
Dengan pengolahan yang tepat dan dikombinasikan dengan pola hidup sehat, buah peria bisa menjadi bagian dari upaya pencegahan penyakit kronis secara alami dan terjangkau. Cuci peria dengan air yang bersih untuk menghilangkan kotoran dan zat-zat yang tidak diinginkan lalu potong pare menjadi beberapa bagian, buang bijinya, dan iris tipis.