Di Sulawesi Selatan, sektor pertanian dan perikanan yang menjadi tulang punggung sebagian masyarakat juga tidak luput dari perhatian. Bank Indonesia melalui program klaster ketahanan pangan dan dukungan pada korporatisasi petani dan nelayan berperan penting dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing. Selain itu, BI mendorong pelaku usaha kecil di sektor ini untuk memanfaatkan teknologi digital, baik dalam proses produksi maupun pemasaran.
Kampanye digitalisasi sistem pembayaran yang dijalankan BI melalui QRIS telah memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM di Sulsel. Transaksi nontunai meningkat signifikan, yang tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga memperluas akses pasar hingga ke tingkat nasional. Program SIAP QRIS (Sehat, Inovatif, Aman Pakai QRIS) menjadi jembatan literasi keuangan dan digital bagi masyarakat awam.
Tidak kalah penting, edukasi ekonomi yang dilakukan BI bersama mitra strategis di sektor pendidikan berperan dalam membentuk smart citizen. Mahasiswa, pelajar, hingga pelaku UMKM diberikan pelatihan dan literasi seputar kebijakan moneter, pengelolaan keuangan, dan kewirausahaan. Masyarakat yang sadar akan pentingnya stabilitas ekonomi dan peran bank sentral cenderung lebih adaptif terhadap perubahan dan kebijakan yang dikeluarkan.
Tantangan ke depan adalah memastikan bahwa transformasi digital dan inklusi ekonomi berjalan merata. Masih ada gap antara wilayah perkotaan dan perdesaan dalam hal akses internet, infrastruktur keuangan dan pemahaman teknologi. Oleh karena itu, Bank Indonesia perlu memperkuat kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan BUMDes dan koperasi agar manfaat ekonomi digital dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.