English English Indonesian Indonesian
oleh

Mengenang Anregurutta Malik

Oleh: Dr. H. Saprillah, S.Ag., M.Si., Kepala Balai Litbang Agama Makassar

Tulisan ini dibuat dalam rangka memperingati haul Anregurutta Malik yang sedang berlangsung hari ini 25 Juni 2025. Bagi banyak orang, termasuk saya, nama Beliau bukan sekadar bagian dari sejarah lokal Wajo atau pesantren As’adiyah. Ia adalah sosok yang hadir untuk memandu kita bagaimana cara memahami agama dengan moderat, menaruh hormat, dan memaknai keteladanan.

Nama asli Beliau Abdul Malik Muhammad. Masyarakat lebih akrab memanggil Beliau dengan sebutan “Anregurutta Malik”. Panggilan yang merefleksikan takzim atas pengabdian Beliau sepanjang hidup.

Saya pertama kali “masuk” ke dunia Anregurutta Malik ketika menulis buku biografi Beliau, Pengabdian Tanpa Batas. Awalnya, saya membayangkan ini akan menjadi kerja dokumentasi biasa: menyusun riwayat hidup, menelusuri arsip, mengumpulkan kesaksian. Akan tetapi, seiring proses berjalan, saya malah merasa sedang diajak menyimak kembali satu wajah keulamaan yang sederhana dan berpengaruh.

Anregurutta Malik memimpin Pesantren As’adiyah di Sengkang selama puluhan tahun, pesantren besar di Sulawesi Selatan yang sudah melahirkan banyak tokoh dan guru agama. Akan tetapi, ia sendiri tidak pernah menampilkan diri sebagai orang penting. Dalam banyak kesaksian, Beliau justru dikenal sebagai orang yang apa adanya. Tidak banyak bicara soal posisi, tetapi orang tahu bahwa ia memang dituakan.

Beliau adalah salah seorang murid dari KH. Muhammad As’ad, atau Gurutta Sade, ulama besar Wajo yang mendirikan Pesantren As’adiyah. Hubungan antara keduanya bukan hanya hubungan guru dan murid dalam arti formal, tetapi juga hubungan kepercayaan dan kesinambungan visi. Dari Gurutta Sade, Beliau mewarisi fondasi keilmuan dan semangat pengabdian yang kuat.

News Feed