“Gunakan pendekatan empatik saat menghadapi ibu-ibu. Pujian dan dorongan yang positif sangat membantu membangun kepercayaan diri mereka untuk rutin memantau tumbuh kembang anak,” jelas dr. Tan.
Ia turut mengapresiasi kepemimpinan Melinda Aksa yang dinilai konsisten mengarusutamakan isu gizi dan kesejahteraan keluarga dalam setiap program PKK.
Sementara itu, dr. Rudy Lautan membagikan pengalaman sukses dalam pengelolaan Rumah Gizi di wilayah Kelurahan Panampu. Menurutnya, keberhasilan rumah gizi tidak hanya terletak pada intervensi gizi, tetapi juga pada edukasi berkelanjutan yang menyasar ibu hamil, balita, dan seluruh keluarga.
“Di rumah gizi, kami menyediakan menu lokal bergizi, memberikan makanan tambahan untuk ibu hamil dengan KEK, dan mengadakan edukasi rutin. Ini mempercepat pemulihan gizi anak dan mencegah kasus stunting baru,” papar dr. Rudy.
Kegiatan ini berlangsung interaktif dengan antusiasme tinggi dari peserta. Melalui forum ini, TP PKK Makassar mendorong optimalisasi peran rumah gizi dan posyandu sebagai bagian dari strategi mewujudkan Makassar sebagai kota ramah anak dan bebas stunting.
“Kita butuh sinergi semua pihak untuk mencetak generasi yang sehat dan unggul. Pemerintah, tenaga kesehatan, kader, dan masyarakat harus bergerak bersama,” tutup Melinda Aksa. (*)