dr Nasaruddin memaparkan dalam pidatonya, mengenai tiga rekomendasi utama hasil Munas ke-22 yang menjadi arah strategis AFKSI ke depan.
Ia menyebut bahwa penguatan sinergi antar-fakultas kedokteran swasta guna meningkatkan kapasitas institusi masing-masing, terutama dalam bidang akreditasi nasional dan internasional, pengembangan SDM, serta fasilitas pendidikan.
“Kolaborasi ini dianggap penting mengingat kondisi fakultas yang beragam, dari yang baru tumbuh hingga yang telah mapan,” ucapnya.
Kedua kata dia, mendorong peran aktif fakultas kedokteran swasta dalam penyediaan dokter spesialis. Saat ini, sekitar 30 fakultas swasta berstatus unggul dan lima di antaranya telah mengelola program pendidikan dokter spesialis, termasuk FK UMI, UPH, UNPRIMA, YARSI, dan UHT.
“Hal ini dianggap sebagai langkah strategis menjawab kekurangan tenaga dokter spesialis di Indonesia,” tuturnya.
Ketiga, mendukung pelaksanaan uji kompetensi program profesi dokter (UKMPPD) berdasarkan UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023 dan standar regulasi yang berlaku.
“AFKSI mendorong model pembinaan seperti bimbingan modul dan mentoring untuk meningkatkan kelulusan, khususnya bagi peserta retaker,” tuturnya.
Munas ke-22 menegaskan tekad AFKSI untuk terus memperkuat peran fakultas kedokteran swasta dalam sistem pendidikan nasional.
“Visi utamanya adalah menghasilkan dokter dan dokter spesialis berkualitas demi pemenuhan kebutuhan nasional dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara merata di seluruh Indonesia,” tutupnya.(wis)