“Kita patut bersyukur, Indonesia dikaruniai kekayaan sumber daya alam yang luas, sehingga kita bisa memanfaatkannya dengan mengelola dan menghasilkan bahan pangan yang bisa dikonsumsi masyarakat,” terangnya.
“Olehnya itu, dengan sumber daya alam yang kita miliki, Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto salah satunya adalah swasembada pangan dan kemandirian energi. Para petani khusunya yang ada di Takalar ikut berkontribusi dalam hal swasembada pangan,” tambahnya.
Wisnu menambahkan, Indonesia tahun 2025 diproyeksikan tidak akan lagi mengimpor beras, Indonesia telah berhasil swasembada. Bahkan kata dia, kebutuhan dalam negeri dipenuhi telah terpenuhi oleh petani-petani diseluruh Indonesia termasuk di petani Takalar.
“Karena kepedulian pemerintah pusat untuk meningkatkan swasembada pangan, alokasi pupuk subsidi untuk provinsi sulsel ditambah dari tahun lalu sekitar 820 ribu ton, tahun ini menjadi 913 ribu ton. Dan untuk Takalar alokasi pupuk bersubsi di tambah 26 persen, dari tahun lalu alokasi pupuk bersubsidi sekitar 23 ribu ton,” urainya.
“Kemudian tahun ini naik menjadi 29 ribu atau ada peningkatan 6000 pupuk bersubsidi. Dari alokasi tersebut, serapannya baru mencapai 9200 ton atau sekitar 31 persen tentu masih ada 20000 ton yang belum terserap,” ucapnya lagi.
Sehingga, Wisnu pun mengurai dari Pupuk Indonesia sendiri berharap agar para petani, gapoktan, kelompok tani bisa lebih mengoptimalkan alokasi pupuk bersubsidi ini, petani yang tidak memanfaatkan pupuk bersubsidi ini alokasinya akan hangus sehingga tidak dapat mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi lagi. (mgs)