English English Indonesian Indonesian
oleh

Amran Sulaiman, KKSS Bersama Pemerintahan Prabowo-Gibran

Seorang pemimpin memiliki tiga kekuatan utama.

Pertama, akhlak yang luhur dan kepemimpinan yang bersandar pada nilai moral. Kedua, pengalaman hidup yang tidak dibentuk di atas karpet merah, tetapi dari tanah, dari usaha mandiri yang membesarkan dan membuktikan. Ketiga, sikap rendah hati yang membuatnya dekat dengan siapa pun, dari tokoh nasional hingga orang kampung.

Inilah pemimpin yang “adanna na jaga’, akkalunna napajaga”, seperti dikatakan dalam falsafah Bugis—pribadinya tegas, akalnya cemerlang, dan langkahnya santun.

Pelantikan itu tidak sekadar mengukuhkan pengurus. Itu adalah pelantikan harapan. Sekitar 600 tokoh masuk dalam struktur: dari Dewan Kehormatan, Penyantun, Pembina, hingga 35 departemen tematik.

Kepengurusan harian pun sangat kuat: Abdul Kadir Karding sebagai Sekjen, Dzulfikar Ahmad Tawalla sebagai Bendahara, dan puluhan Wakil Ketua Umum yang mewakili spektrum luas: politisi, akademisi, tokoh adat, tokoh perempuan, tokoh pemuda, semua hadir. Ini bukan hanya organisasi, ini adalah republik kecil Sulawesi Selatan yang sedang menyusun kekuatan untuk Indonesia.

KKSS adalah organisasi yang paham sejarah dan tahu cara menghargai para pendahulu. Melalui video, Pak Jusuf Kalla menyampaikan nasihat: bahwa KKSS harus tetap menjadi penjaga kerukunan dan rumah silaturahmi. Amanah itu kini berada di pundak kita semua.

Tak kalah penting, pelantikan ini juga menjadi ruang spiritual. Ustaz Adi Hidayat dalam tausiyah singkatnya mengingatkan bahwa kehormatan organisasi bukan pada besar kecilnya, tetapi pada adab dan nilai yang dijaga. “Kalau kita menjaga nilai, Allah akan menjaga kita,” begitu kira-kira maknanya. Sebuah doa yang sederhana, tapi kuat untuk organisasi seperti KKSS.

News Feed