FAJAR, JAKARTA — Dunia maya kembali diguncang oleh insiden kebocoran data terbesar sepanjang sejarah. Sebuah laporan dari situs keamanan siber Cybernews mengungkap bahwa lebih dari 16 miliar informasi kredensial, termasuk password dan username, telah bocor dan tersebar luas di internet.
Informasi yang bocor mencakup data login dari berbagai platform populer, mulai dari media sosial, layanan VPN, hingga portal developer seperti GitHub dan Telegram.
Asal Usul Data Bocor
Menurut Vilius Petkauskas, peneliti keamanan siber dari Cybernews, data yang tersebar ini dikompilasi dari 30 dataset berbeda yang masing-masing berisi puluhan juta hingga lebih dari 3,5 miliar catatan. Seluruh data tersebut diyakini dikumpulkan melalui malware jenis infostealer, yang menyusup ke perangkat korban dan mencuri kredensial secara otomatis.
“Ini bukan sekadar kebocoran. Ini adalah cetak biru untuk eksploitasi berskala besar,” tegas Petkauskas, dikutip dari Forbes, Jumat (20/6).
Para peneliti memperingatkan bahwa kredensial yang dicuri menjadi titik masuk utama bagi berbagai jenis serangan siber, termasuk phishing, pengambilalihan akun, hingga pemerasan digital.
Berbahaya
Meskipun data ini disebut telah tersebar dalam kurun waktu yang tidak singkat, laporan dari Bleeping Computer menyatakan bahwa kebocoran ini bukan peristiwa baru, melainkan hasil dari pengumpulan data lama yang kemudian dikemas ulang dan diunggah kembali ke internet.
“Kredensial tersebut kemungkinan besar telah dicuri dan beredar selama bertahun-tahun. Kini dikompilasi ulang dan diunggah dalam satu basis data raksasa,” tulis Bleeping Computer.