Sementara itu, Kepala Barantin, Sahat Manaor Panggabean, menekankan pentingnya sinergi untuk menjamin keamanan dan transparansi lalu lintas komoditas hewan, ikan, dan tumbuhan, terlebih di tengah upaya digitalisasi layanan karantina nasional.
“Kita sudah masuk era digital. Saya ingin layanan kita transparan, sistematis, dan bisa dipertanggungjawabkan. Forum seperti ini adalah bagian dari strategi pemerintah agar komunikasi antara pemerintah dan pelaku usaha berjalan seimbang, tanpa ada kesenjangan,” tegas Sahat.
Ia juga memberikan pandangan terkait dengan peran strategis Sulawesi Selatan sebagai gerbang perdagangan komoditas Indonesia bagian timur.
“Sulsel ini kunci. Kita ingin semua lalu lintas komoditas dari kawasan timur Indonesia terjaga keamanannya dan terkontrol dengan baik di sini. Jangan sampai ada yang lolos tanpa prosedur,” tegasnya.
Sahat mengajak seluruh peserta forum untuk menjadikan kegiatan ini sebagai ruang dialog dan solusi bersama. “Kalau ada masalah, mari kita cari solusinya bersama. Sistem kita bersifat dua arah. Tidak boleh ada pihak yang merasa ditinggalkan,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan diskusi terbuka antara Karantina, pelaku usaha, dan stakeholder lainnya, sebagai bentuk komitmen bersama dalam mewujudkan layanan karantina yang profesional, terbuka, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. (sae)
