FAJAR, MAKASSAR — Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan kinerja APBN hingga 31 Mei 2025 dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Keuangan Negara (GKN) Makassar. Capaian ini mencerminkan pengelolaan APBN yang hati-hati dan adaptif dalam menjaga stabilitas serta mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2025 mencapai 5,78% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,87% dan merupakan yang tertinggi sejak triwulan I 2022.
Upaya Optimalisasi Meski Tekanan Eksternal
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sulselbartra, YFR Hermiyana, menjelaskan bahwa penerimaan pajak mencapai Rp3,61 triliun atau 27,26% dari target tahunan. Penurunan penerimaan sebesar 9,64% (yoy) disebabkan oleh penyesuaian kebijakan, seperti PMK 81/2024 dan pemberlakuan tarif efektif PPh Pasal 21.
Namun demikian, upaya optimalisasi terus dilakukan melalui Program Sinergi Reformasi (Joint Program/JoPro) bersama DJBC, DJA, dan Sekretariat Ditjen yang menargetkan potensi tambahan penerimaan sebesar Rp200 miliar dari 46 wajib pajak di Sulsel.
Jaga Ekspor dan Lindungi Masyarakat
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sulbagsel, Djaka Kusmartata, menyampaikan bahwa penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp132,9 miliar atau 37,81% dari target, meskipun mengalami penurunan 14,63% (yoy).
“Pertumbuhan positif tercatat pada Bea Keluar (naik 186,49% yoy) didorong oleh ekspor produk kakao dan kernel sawit, serta cukai (naik 12,96%),” ungkapnya. Di sisi pengawasan, DJBC berhasil menggagalkan penyelundupan 10,15 juta batang rokok ilegal dan 5.345 liter MMEA, serta melakukan 17 penindakan kasus narkotika.