FAJAR, MAKASSAR – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengonfirmasi kemunculan kembali varian baru Covid-19 di Indonesia. Varian ini dikenal dengan nama NB.1.8.1 atau dijuluki Nimbus, yang merupakan subvarian turunan dari Omicron.
Berdasarkan data Kemenkes, hingga akhir Mei 2025, telah tercatat 72 kasus varian Nimbus di Indonesia, dengan 7 kasus terbaru ditemukan dalam sepekan terakhir. Penyebaran kasus tercatat terjadi di wilayah Jakarta, Banten, dan Jawa Timur.
Sejumlah laporan menyebutkan jika gejala yang lebih menonjol di varian baru ini adalah sakit tenggorokan hebat.
Hal tersebut diungkap Ahli Epidemiologi Sulsel, Prof Dr Ridwan Amiruddin. Ia mengatakan gejala varian ini umumnya serupa dengan varian Omicron. Selain itu, gejala lainnya termasuk demam, batuk kering, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, hidung tersumbat, hingga gangguan pencernaan seperti mual dan diare.
“Varian NB.1.8.1 masuk dalam kategori Variant Under Monitoring (VUM) oleh WHO sejak Mei lalu. Meski penularannya cepat, sampai saat ini belum ditemukan peningkatan angka rawat inap atau kematian akibat varian ini,” ujarnya.
Meski begitu, para ahli menilai jika vaksin Covid-19 yang telah ada, terutama vaksin bivalen dan booster. Keduanya masih memberikan perlindungan terhadap gejala berat akibat varian baru ini.
“Obat antivirus seperti Paxlovid dan Remdesivir juga masih dianggap efektif. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dengan menerapkan protokol kesehatan,” ucapnya.
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI, Andi Rizky Amaliah menyarankan untuk segera melakukan tes bila mengalami gejala yang mencurigakan. Vaksinasi dan booster juga dianjurkan untuk memperkuat imunitas tubuh.