FAJAR, MAKASSAR – Sederet penolakan digaungkan oleh berbagai pihak, terkait dengan rencana beroperasinya taksi listrik asal Vietnam di Sulsel, Xhan SM.
DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Makassar bersama para pengemudi kendaraan online secara terang-terangan menolak rencana operasi taksi listrik ini, yang kabarnya dimulai pada 1 Juli mendatang.
Bukan tanpa alasan, penolakan ini dilakukan karena dianggap mengancam keberlangsungan ekonomi belasan ribu pengemudi lokal, yang selama ini menggantungkan hidupnya di sektor transportasi.
Pengamat transportasi yang juga pengusaha taksi, Burhanuddin, justru sudah blak-blakan menolak hal ini. Menurutnya, membuka pintu bagi Xhan SM dianggap sebagai kebijakan gegabah yang berpotensi menimbulkan konflik sosial.
“Jangan korbankan sopir-sopir lokal yang selama ini taat aturan dan menggantungkan hidupnya dari transportasi. Kalau ini dipaksakan tanpa pengkajian, kami siap lakukan aksi unjuk rasa besar-besaran,” tegasnya, Jumat, 20 Juni, malam.
Lebih lanjut dia menyampaikan, saat ini di Makassar saja sudah lebih dari 15 ribu pengemudi kendaraan online. Jika taksi listrik asing beroperasi tanpa pengawasan dan regulasi yang ketat, maka persaingan tidak sehat sulit dihindari.
Terlebih lagi, saat ini kondisi ekonomi masyarakat belum pulih sepenuhnya pasca pandemi, ditambah lagi dengan tekanan efisiensi yang membuat aktivitas masyarakat menggunakan kendaraan umum cenderung turun.
“Di situasi sulit seperti ini, kehadiran taksi asing dengan modal besar justru bisa menghancurkan ekonomi mikro lokal. Harapan kami, pemerintah harus bijak. Jangan karena euforia kendaraan listrik lalu mengabaikan realitas di lapangan,” ujarnya.