FAJAR, LUWU — Seluruh penyuluh pertanian lapangan di Kabupaten Luwu menyambut gembira rencana penarikan mereka menjadi pegawai Kementerian Pertanian.
Pemerintah pusat lewat Inpres Nomor 3 tahun 2025 tentang pendayagunaan penyuluh pertanian dalam rangka percepatan swasembada pangan, di mana telah sepakat menarik kewenangan pengelolaan penyuluh pertanian lapangan (PPL) ke tingkat pusat.
Langkah ini diharapkan mampu mempercepat pencapaian swasembada pangan, terutama untuk komoditas strategis seperti beras dan jagung.
Kepala BPMP Kementan, Prof Dr Ir Fadjry Djufry MSi mengatakan, kinerja penyuluh pertanian di Sulsel sangat bagus.
“Kita ingin meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah masing-masing. Sekarang kita ambil kebijakan satu komando,” kata Fadjry Djufry saat rakor percepatan masa tanam di Aula Kantor Bupati Luwu, Kamis, 19 Juni 2025.
Dia ingin penyuluh memberikan edukasi bagi petani bahwa beras disimpan sampai dua bulan.
Dia juga menyampaikan kabar gembira kepada seluruh penyuluh. Di mana pada Awal Januari, semua PPL ditarik jadi pegawai Kementerian Pertanian. Inpresnya sudah ada. Saat ini sedang menghitung besaran tunjangan. Tunjangan di Kementerian Pertanian lumayan besar.
Tunjangan kinerja juga lebih baik dan lebih tinggi. Namun tetap berbasis kinerja.
Makanya, semua pejabat eselon satu Kementan harus bekerja di lapangan. Mereka bekerjanya di lapangan. “Mohon saya dibantu, Pak Wakil (Wabup Luwu Dhevy), “kata Fadjry Djufry. (shd)