UNICEF Indonesia juga mendukung program imunisasi lainnya, gizi anak, pendidikan, perlindungan anak dari kekerasan, serta penyediaan air bersih dan sanitasi.
Dalam konteks imunisasi HPV, UNICEF turut membekali guru dan tenaga kesehatan dengan pelatihan komunikasi efektif agar bisa menyampaikan informasi kepada masyarakat dengan cara yang mudah diterima.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Achi Soleman, menyampaikan bahwa sekolah memiliki peran strategis dalam menyampaikan informasi kesehatan kepada orang tua dan siswa.
“Guru adalah ujung tombak edukasi. Melalui kerja sama dengan puskesmas, kami ingin membangun kepercayaan orang tua agar imunisasi HPV bisa diterima dengan baik,” jelasnya.
Program Jaga Bersama yang dimulai sejak 2024 telah melatih puluhan komunikator lokal seperti guru, tokoh masyarakat, dan remaja untuk menyampaikan edukasi seputar imunisasi HPV.
Tahun ini, program memasuki tahap kedua dengan fokus memperluas cakupan di sekolah-sekolah yang sebelumnya belum mencapai target imunisasi.
Selain pendekatan langsung, edukasi juga disalurkan melalui media sosial, kanal digital, dan platform komunitas agar menjangkau lebih banyak orang tua.
Pasalnya, imunisasi HPV ditargetkan untuk anak usia 9-14 tahun, dan pelaksanaan utamanya dilakukan pada siswa kelas 5-6 SD — saat anak masih dalam pengawasan sekolah.
Tantangan di lapangan memang ada, mulai dari kendala logistik hingga penolakan dari orang tua. Beberapa orang tua masih menganggap imunisasi sebagai kewajiban yang bisa ditolak, padahal vaksinasi adalah hak anak.