English English Indonesian Indonesian
oleh

Anak Bisa Trauma Sejak dalam Kandungan, Ini Pencegahannya!

Setiap anak bisa menunjukkan gejala trauma dengan cara yang berbeda. Ada yang bereaksi sejak bayi, ada pula yang baru menunjukkan gejala saat memasuki usia sekolah. Namun, yang pasti, trauma yang tidak terselesaikan bisa berdampak jangka panjang.

“Proses menghilangkan trauma itu tidak mudah. Anak yang mengalami trauma memerlukan penanganan khusus agar dampaknya tidak terbawa hingga dewasa,” kata Evy.

Ia menambahkan bahwa faktor lingkungan juga berperan penting. Cara orang tua dan orang-orang di sekitar merespons trauma anak dapat mempercepat atau justru memperparah pemulihannya.

Psikiater RSUD Parepare, dr Wahida Jalil, M.Kes., Sp.KJ, menambahkan meskipun trauma bisa mereda, jejaknya bisa tetap tinggal di alam bawah sadar anak. Hal ini berisiko munculnya kembali reaksi traumatis saat anak menghadapi kejadian serupa.

“Ketika melihat kejadian yang sama, otaknya bisa langsung mengingat kenangan yang menyakitkan meski ia tidak sadar sepenuhnya,” jelas dr Wahida.

Peran Orang Tua
Trauma psikologis pada anak dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap perkembangan mental dan emosional mereka. Oleh karena itu, pencegahan sejak dini menjadi sangat penting. Peran orang tua menjadi kunci utama dalam upaya pencegahan dan penanganan trauma pada anak.

Psikiater RSUD Andi Makkasau Parepare, dr Wahida Jalil, M.Kes., Sp.KJ, mengatakan trauma anak sering kali dihilangkan dari pengalaman negatif di lingkungan terdekat, seperti kekerasan verbal, pengabaian, atau konflik keluarga.

“Anak-anak adalah peniru yang sangat baik. Mereka menyerap emosi dan situasi di sekitar mereka, termasuk tekanan dan konflik dalam keluarga,” jelasnya.

News Feed