Evakuasi dari zona konflik bukan hal baru bagi Indonesia. Pada 2023, pemerintah berhasil memfasilitasi pemulangan lebih dari 1.200 WNI dari Sudan ketika krisis bersenjata pecah di ibu kota Khartoum. Berdasarkan pengalaman tersebut, pemerintah kini menyiapkan beberapa skenario, termasuk penempatan titik kumpul, kerja sama logistik, serta jalur transportasi darurat.
Konflik Kian Memburuk
Serangan balasan Iran terhadap Israel dalam Operasi True Promise 3 berhasil menjebol sebagian sistem pertahanan udara Iron Dome. Aksi itu merupakan balasan terhadap serangan Israel sebelumnya dalam Operasi Rising Lion, yang menargetkan fasilitas militer dan nuklir Iran serta menewaskan sejumlah petinggi militer dan ilmuwan nuklir.
Melihat dinamika tersebut, berbagai negara mulai melakukan penarikan warga negaranya dari wilayah konflik. Uni Eropa memfasilitasi evakuasi dari Israel melalui Yordania, sementara Rusia telah mengevakuasi warganya dari Iran ke Azerbaijan. China bahkan telah mengevakuasi hampir 800 warganya dan berencana mengevakuasi lebih dari 1.000 lainnya dalam waktu dekat.
Meski pemerintah Indonesia belum memberikan tenggat waktu pelaksanaan evakuasi, kesiapsiagaan penuh di lapangan telah diberlakukan. Diplomasi kemanusiaan menjadi fokus utama, sembari tetap menjaga netralitas dalam konflik kawasan tersebut.
“Kita berharap situasi dapat mereda, namun keselamatan WNI tetap menjadi prioritas,” tegas Sugiono.
Langkah antisipatif ini menjadi bentuk komitmen pemerintah dalam melindungi WNI di luar negeri sesuai amanat konstitusi, sekaligus menunjukkan kesiapan Indonesia menghadapi tantangan geopolitik global yang dinamis. (*)