FAJAR, MAKASSAR — Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Selatan, Andi Iwan Darmawan Aras, memberikan padangan terkait perkembangan tren perdagangan di semester pertama 2025 yang menunjukkan peningkatan signifikan pada sektor ekspor nonmigas. Meski begitu, ia mengingatkan pentingnya diversifikasi pasar dan peningkatan nilai tambah produk lokal.
Wakil Ketua Komisi V DPR RI ini menyebut bahwa volume ekspor Sulsel tumbuh dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Komoditas andalan seperti kakao, rumput laut, dan nikel tetap mendominasi kontribusi terhadap nilai ekspor daerah.
“Peningkatan ini adalah sinyal positif bahwa pelaku usaha kita mulai pulih dan beradaptasi pascapandemi. Tapi kita tidak boleh puas. Ketergantungan terhadap komoditas mentah dan pasar tradisional seperti Tiongkok dan Jepang masih sangat tinggi,” ujarnya.
Ketua Gerindra Sulsel ini juga menekankan perlunya dukungan infrastruktur pelabuhan dan logistik yang lebih efisien agar biaya ekspor dapat ditekan dan daya saing produk Sulsel meningkat.
“Kadin Sulsel terus mendorong penguatan sektor hilirisasi dan penciptaan pasar baru di Asia Selatan, Timur Tengah, hingga Afrika. Kita punya potensi besar, tinggal bagaimana sinergi antara pemerintah dan swasta dibangun secara konsisten,” katanya.
Bendahara Umum DPN HKTI ini juga meminta perhatian pemerintah pusat terhadap kebutuhan insentif bagi UMKM eksportir baru, termasuk pelatihan sertifikasi dan pendampingan akses pasar luar negeri.
Secara keseluruhan, tren perdagangan di Sulsel disebut berada pada jalur yang positif, namun memerlukan kebijakan lanjutan agar pertumbuhan yang dicapai lebih inklusif dan berkelanjutan. (sae)