Salah satu Perumda yang langsung bergerak cepat adalah Perumda Pasar Makassar Raya yang memulai sosialisasi penggunaan QRIS di Pasar Niaga Daya dan Pasar Terong. Kegiatan ini dilaksanakan bersama Bank Indonesia Wilayah Sulsel dan Bank Sulselbar, yang turut mendampingi edukasi langsung kepada pedagang dan pengunjung pasar.
“Hari ini kami turun ke lapangan untuk memperkenalkan sistem pembayaran digital. Kami ingin pedagang terbiasa, dan pembeli pun merasa nyaman,” ujar Plt Dirut Perumda Pasar, Ali Gauli Arif kepada FAJAR, Kamis, 19 Juni.
Ia menyebut bahwa program ini adalah bagian dari desain besar digitalisasi pasar rakyat di Makassar. Dan Pasar Niaga Daya dan Pasar Terong dipilih karena kesiapan infrastruktur dan jumlah pedagang yang representatif.
Ali Gauli menambahkan bahwa setidaknya ada 400 sampai 500 pedagang yang akan dilibatkan dalam tahap awal uji coba ini. “Kami ingin melihat bagaimana respons lapangan. Prinsipnya, pasar tradisional pun harus naik kelas secara sistem, tapi tetap menjaga nilai-nilai kultural,” ujarnya.
Melalui sistem QRIS, pembayaran jasa pelayanan (jaspro) dan retribusi akan dilakukan tanpa uang tunai. Pedagang cukup memindai barcode yang tersedia di setiap kios, los, atau lapak.
Semua transaksi akan langsung terekam dan terintegrasi dalam sistem keuangan Perumda. Dengan begitu, potensi kebocoran pendapatan bisa ditekan secara signifikan.
Sosialisasi ini juga menjadi bagian dari misi BI dalam memperluas inklusi keuangan dan membangun masyarakat digital. Kehadiran bank sentral dalam proyek ini bukan hanya sebagai pendukung, tetapi juga sebagai pengarah kebijakan nasional dalam hal sistem pembayaran digital yang aman, efisien, dan merata.