“Kalau cuma pakai QRIS karena terpaksa di pandemi, itu belum berarti literasi keuangannya meningkat. Kita perlu mengukur pemahaman mereka terhadap suku bunga, inflasi, nilai tukar, dan manajemen risiko,” ujarnya.
Selain itu, Muttalib menekankan pentingnya membangun ekosistem ekonomi digital dari hulu ke hilir, terutama untuk sektor riil seperti pertanian dan perikanan.
“Kalau petani atau nelayan hanya diajari scan QR tapi tidak punya akses pasar atau informasi harga digital, itu tidak menyelesaikan masalah. QRIS seharusnya menjadi pintu masuk integrasi ekonomi lokal ke dalam sistem nasional dan global,” pungkasnya. (edo)
