English English Indonesian Indonesian
oleh

Perang Israel – Iran dan Inflasi Global

Oleh: Muhammad Syarkawi Rauf
(Dosen FEB Unhas/ Chairman ASEAN Competition Institute – ACI)

FAJAR, MAKASSAR – Perang Israel – Iran yang dimulai pada 13 Juni 2025 menimbulkan ketidakpastian perekonomian global. Hal ini dapat diamati pada peningkatan harga minyak dunia, yaitu minyak Brent sebesar 11,1 persen menjadi 74,927 dolar Amerika Serikat (AS) per barel pada 17/6/2025.

Demikian juga dengan kenaikan harga gas alam cair dunia (liquified natural gas) untuk kontrak Juli 2025 menjadi 45,34 dolar AS. Atau mengalami peningkatan sekitar 3,2 persen dibandingkan kontrak Juni 2025.

Eskalasi perang Israel – Iran yang semakin tinggi dan berkepanjangan dapat mengganggu lalu lintas perdagangan gas dan minyak mentah yang melewati teluk Persia. Dimana, sekitar 35 persen perdagangan gas dan minyak mentah dunia melalui selat Hormus yang dikuasai oleh Iran.

Gangguan logistik gas dan minyak mentah dunia dapat mendorong harga minyak dunia ke angka tertinggi sekitar 100 dolar AS per barel. Lebih tinggi dibandingkan dengan harga Juli 2024 yang mencapai sekitar 87,426 dolar AS per barel.

Kenaikan harga minyak dunia berdampak langsung ke negara-negara importir minyak dunia berupa cost push inflation, yaitu inflasi tinggi yang disebabkan oleh kenaikan biaya, khususnya kenaikan biaya logistik karena kenaikan harga bahan bakar minyak.

Sebelum meletusnya perang Israel – Iran, International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook (WEO), April 2025, memproyeksikan bahwa inflasi global pada tahun 2025 dapat mencapai 4,3 persen. Meningkat sebesar 0,1 persen dibandingkan proyeksi Januari 2025.

News Feed