English English Indonesian Indonesian
oleh

Munira Hasjim Dikukuhkan Jadi Guru Besar Unhas: Membawa Sosiolinguistik Transformatif Menjawab Tantangan Bahasa di Era Digital

FAJAR, MAKASSAR-Prof. Dr. Munira Hasjim, S.S., M.Hum. resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Linguistik Universitas Hasanuddin (Unhas). Ia menjadi guru besar ke-588 di Unhas, dengan keahlian di Bidang Ilmu Sosiolinguistik Transformatif.

Pengukuhan ini berlangsung dalam Rapat Paripurna Senat Akademik terbatas, sebagai bagian dari upacara penerimaan jabatan profesor empat guru besar baru dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di Ruang Senat Akademik Unhas, Lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Tamalanrea, Makassar, Selasa, 17 Juni 2025.

Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Bahasa dan Martabat Sosial: Suatu Analisis Sosiolinguistik Transformatif dalam Menjawab Disrupsi Komunikasi di Era Digital”, Prof Munira menguraikan gagasannya tentang peran bahasa di era digital.

Rapat penerimaan ini dihadiri Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, serta Ketua, Sekretaris, dan Anggota Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, Dewan Profesor, tamu undangan, dan keluarga besar para profesor yang dikukuhkan.

Selain Prof Munira, tiga profesor lain juga turut dikukuhkan pada kesempatan yang sama: Prof. Dr. Andi Muhammad Akhmar, S.S., M.Hum., Guru Besar Bidang Ilmu Kajian Sastra dan Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, dengan nomor keanggotaan 586.

Prof. Dr. Mardi Adi Armin, M.Hum., Guru Besar Bidang Ilmu Filsafat Bahasa, Fakultas Ilmu Budaya, dengan nomor keanggotaan 587. Prof. Dr. Ansar Arifin, M.S., Guru Besar Bidang Ilmu Antropologi Maritim, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan nomor keanggotaan 589.

Kiprah dalam Linguistik

Prof Munira Hasjim saat ini menjabat sebagai Ketua Departemen Sastra Indonesia FIB Unhas. Ketertarikannya pada linguistik dimulai sejak menempuh pendidikan S1 di Unhas (1989-1994), dengan skripsi berjudul “Penggunaan Bahasa Indonesia Ragam Telegram dengan Tinjauan Sosiolinguistik”.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada (2001-2003) di Bidang Ilmu Linguistik, dengan tesis “Penggunaan Bahasa pada Masyarakat Tutur Makassar: Kajian Sosiolinguistik”. Ketertarikannya di bidang linguistik terus berlanjut hingga jenjang S3 di Universitas Hasanuddin (2011-2015), dengan disertasi “Permanensi dan Perubahan Sistem Penamaan dalam Budaya Masyarakat Etnik Makassar”.

Dia juga aktif menulis buku. Tiga karyanya yang telah terbit antara lain: Pakdaengang: Penamaan dalam Etnik Makassar (2022), Pragmatik (2023), dan Antropolinguistik (2025).

Penerima penghargaan Satyalencana Karya Satya XX Tahun dari Presiden Republik Indonesia tahun 2018 ini menjelaskan, sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang mengkaji penggunaan bahasa dalam interaksi sosial.

Menurutnya, Sosiolinguistik Transformatif merupakan pendekatan yang tidak hanya mendeskripsikan fenomena kebahasaan dalam masyarakat, tetapi juga secara aktif mendorong kesadaran linguistik, kesantunan berbahasa, dan pembentukan budaya komunikatif yang inklusif.

“Mengingat pentingnya bahasa sebagai kapital sosial, sosiolinguistik transformatif memiliki misi ganda, yaitu mengenali dan menghargai pluralitas bentuk bahasa sebagai kekayaan sosial, dan memberikan intervensi edukatif untuk membangun kesadaran kritis masyarakat terhadap fungsi sosial bahasa,” jelas profesor kelahiran Sungguminasa, 10 Mei 1971 ini.

Perkembangan teknologi informasi kata dia, telah memicu disrupsi linguistik yang sangat cepat dalam masyarakat. Disrupsi ini tidak hanya menyentuh aspek bentuk dan struktur bahasa, tetapi menyentuh ranah norma, etika, dan fungsi sosial bahasa. Dalam konteks ini, sosiolinguistik tidak cukup hanya menjadi alat deskriptif, tetapi harus melahirkan pendekatan baru yang bersifat transformatif.

Sementara itu, Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, menyampaikan selamat atas penambahan guru besar Unhas. Hal ini menunjukkan pencapaian serta kebanggaan peningkatan kapasitas dan kualitas mutu pembelajaran.

“Saya berharap agar keilmuan dari para professor Unhas bisa memberikan manfaat secara meluas kepada masyarakat. Penambahan guru besar ini merupakan upaya pembuktian bahwa Unhas sebagai salah satu kampus terbaik dalam proses akademik,” katanya. (*/ham)

News Feed