FAJAR, JEDDAH — Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menyebut Presiden Prabowo Subianto dalam waktu dekat akan terbang ke Arab Saudi untuk melakukan diplomasi terkait dengan haji 2026.
Penegasan tersebut disampaikan Menag kepada wartawan Media Centre Haji (MCH) Daker Bandara seusai melakukan pertemuan di Kanor Urusan Haji Jeddah, Senin (16/6/2025). “Diplomasi Haji itu akan dijelaskan Pak Presiden Prabowo dalam waktu dekat. Dia akan berkunjung ke sini. Tidak etis kalau saya yang menjelaskan,” ujar Menag.
Menag yakin, Presiden akan melakukan diplomasi sesuai harapan masyarakat Indonesia. “Saya juga yakin Pak Presiden juga sudah punya banyak orang-orang yang dikirim ke sini untuk bicara lebih banyak. Saya kira gitu,” ujarnya.
Secara umum, kata Menag, pelaksanaan jemaah haji 2025 berjalan lancar. Saat ini, PPIH sedang memprsiapkan pendorongan kepulangan jemaah haji dari Makkah ke Madinah, serta proses pemulangan jemaah yang saat masih berada di Makkah untuk segera ke Tanah Air melalui Bandara Jeddah.
“Alhamdulillah, sampai hari berjalan lancar. Semua jemaah yang akan didorong dari Makkah ke Madinah juga sudah terdata dengan baik. Berbeda saat kedatangan awal, sekarang sudah bisa terpola sehingga kita harapkan tidak ada lagi masalah yang krusial, termasuk terjadinya pemisahan jemaah antara suami-istri, jemaah lansia dan pendamping. Semuanya menyatu,” ujar Menag.
Menag juga mengungkapkan semua jemaah haji 2025 sudah menunaikan ibadah haji, termasuk jemaah lansia dan disabilitas. Meskipun diakui ada dua jemaah yang masih dalam pencarian karena belum pulang ke hotel, tapi juga sudah dibadalkan. “Ada juga yang tidak bisa bergerak di rumah sakit, itu juga sudah dibadalkan. Jadi semua kita sudah lakukan yang terbaik,” papar Menag.
Di Makkah, lanjut Menag, semua jemaah bisa melakukan ibadah di Masjidil Haram. Apalagi, bus yang disediakan sudah beroperasi setiap saat. Begitu pun di Madinah, hotel para jemaah haji lebih dekat dengan Nabawi, sehingga tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan arbain. “Semuanya jalan di Madinah karena sangat dekat dengan Masjid Nabawi,” ujar Menag.
Untuk evaluasi akhir, Menag akan menyiapkan segala data yang diharapkan bisa lebih baik dari tahun ini, seperti database yang berbeda dengan data di syarikah, tenda yang tidak sesuai jumlah jemaah akan dirapikan kembali, serta keterlambatan konsumsi sampai di tangan jemaah.
Soal kemungkinan penambahan atau pengurangan syarikah, Menag menyerahkan sepenuhnya kepada panitia apakah penting untuk mengurangi atau sebaliknya menambah. Yang pasti, kata dia, ada plus minusnya. Jika syarikah tunggal, kata Menag, maka kesannya terjadi monopoli bisnis, sebaliknya jika banyak seperti yang diterapkan sekarang juga berdampak pada pelayanan jemaah, seperti yang terjadi pada 2025 ini. “Tapi kalau sistem ini berjalan dengan baik, maka kita bisa mengurangi dampak tersebut, atau jauh lebih baik,” ujarnya. (sg)
Menag: Presiden Prabowo Segera ke Saudi Lakukan Diplomasi Haji
