FAJAR, MAKASSAR — Pemikiran Bung Hatta kembali dibincangkan di Kantor Ma’Refat Institute Minggu, 15 Juni 2025 lalu. Menghadirkan dua pemantik sekaligus pembaca buku, yakni: Andi Risfan Rizaldi, SE, M.M, selaku Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) di Unismuh Makassar, dan Muhammad Ilham Alimuddin, SE, M.Si, selaku Dosen dan Ketua Entrepreneur and Career Development Center STIE Tri Dharma Nusantara Makassar.
Program “Membaca kembali Bung Hatta” kali ini, telah memasuki Seri Ketujuh, dengan topik “Ekonomi Kerakyatan”, yang diangkat dari Buku 4 Karya Lengkap Bung Hatta terbitan LP3ES.
Ilham Alimuddin pada kesempatan pertama memberi fokus hasil bacaannya dengan judul: Ekonomi Kerakyatan “Hattanomics”. Ilham mengurai bahwa bagi Bung Hatta, ekonomi dan politik tidak bisa dipisahkan. Politik yang tidak ditunjang ekonomi tidak sempurna hasilnya. Demikian juga ekonomi tidak akan selamat kalau tidak dibarengi dengan pergerakan politik.
Ilham mengajak kita untuk merefleksi situasi saat ini, di mana politik lebih dominan dibandingkan ekonomi. Pemerintah kita lebih mementingkan kepentingan politik daripada kesejahteraan rakyat. “Politik tidak digunakan untuk mendidik rakyat, membangkitkan kesadaran rakyat tentang haknya, mencerahkan rakyat dan membangun kemanusiaan dalam hati rakyat,” ujar Ilham.
Selanjutnya, Andi Risfan mengawali presentasinya dengan mengungkapkan bahwa Konsep Ekonomi Kerakyatan ini, lahir sebagai ideologi “jalan tengah” untuk menanggapi kegagalan ekstrim komunisme maupun liberalisme dalam melindungi rakyat kecil.