Penyakit asam urat biasanya ditandai dengan nyeri mendadak, bengkak, dan kemerahan di satu sendi, paling sering di jempol kaki. Namun bila nyeri tidak khas, menyebar, dan tidak ada tanda peradangan, kemungkinan besar bukan disebabkan oleh asam urat.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Wynne Putradana mengatakan kesalahan dalam mengidentifikasi nyeri sebagai asam urat bisa menyebabkan pengobatan yang tidak tepat sasaran. Misalnya, pasien mengonsumsi obat penurun asam urat padahal nyeri disebabkan oleh kondisi otot atau tulang. Hal ini tentu bisa menimbulkan efek samping yang tidak perlu.
“Sebagai langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat, sebaiknya masyarakat untuk berkonsultasi langsung dengan dokter, terutama jika keluhan nyeri berlangsung lama atau sering kambuh,” ucapnya.
Diagnosis yang akurat hanya bisa ditegakkan dengan pemeriksaan yang komprehensif. Dengan pemahaman yang benar, masyarakat diharapkan tidak terburu-buru menyimpulkan penyebab nyeri sebagai asam urat.
Gangguan Sistem Tubuh
Nyeri tubuh seringkali dianggap sepele, padahal bisa menjadi pertanda adanya gangguan pada sistem tubuh. Nyeri tubuh bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti peradangan, gangguan autoimun, infeksi, hingga gaya hidup yang kurang sehat.
Salah satunya makanan, jika tinggi gula dan lemak jenuh disebut dapat memicu reaksi peradangan dalam tubuh.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Reumatologi, dr. Endy Adnan, Sp.PD, K-R mengatakan nyeri yang muncul terus-menerus harus dicari penyebabnya karena bisa berhubungan dengan penyakit kronis.
Sebut saja salah satunya seperti rematik atau lupus.
