English English Indonesian Indonesian
oleh

Mengunjungi Badar, Kota Perjuangan Rasulullah Melawan Kaum Kafir

Sebelum salat Ashar di masjid tak jauh dari Jabal Malaikat, kami menyambangi pemakaman para syuhada yang berjuang melawan para kafir kuraisy pada peperangan Badar. Tercatat ada 14 nama syuhada tertulis pada batu di monumen sejarah perang Badar yang dibangun bersebalahan pemakaman.

Pemakaman ini terlihat sepi.Tak seperti kebanyakan tempat ziarah yang banyak dikunjungi jemaah di Makkah dan kota Madinah – sebutlah Uhud, Baqi, dan Jabal Rahma. Hanya satu dua orang berjalan mendekati pemakaman ini. Kami tiba disambut penjaja makanan burung merpati berupa biji-bijian halus menawarkan sebagai tanda berbagi rezeki bagi ribuan merpati yang berkumpul di dalam pemakaman para syuhada.

Dari pagar besi berornamen ini, beberapa rekan kami melemparkan biji-biji jagung halus ke arah merpati sembari mengabadikan gambar. Yang terlihat hanya batu nisan kecil yang tak bernama. Dari kejauahan tergambar bukit-bukit halus berkilau ke-emasan.

Sepinya pengunjung Badar ini, disebutkan Ahmad Muslichuddin Tamjiz karena jaraknya dari pusat Kota Madinah dan Makkah terbilang jauh. “Travel haji dan umrah jarang membuat rute city tour ke tempat ini. Mungkin pertimbangan jarak dan waktu yang cukup jauh sehingga tak sepadat tempat lainnya. Kalau Baqi, Jabal Uhud, itu karena masih berada di tengah kota sehingga banyak pengunjung berziarah,” ungkap PPIH dari Kemenag ini.

Bimbad PPIH Bandara, Hamid mengaku senang bisa mengunjungi Badar sebagai napak tilas atas perjuangan Rasulullah dan para sahabat dalam memperjuangkan agama Islam yang menjadi bukti kehebatan pasukan Islam bisa mengalahkan pasukan kafir yang lebih banyak dari segi jumlah dan perlengkapan. “Tapi, Alhamdlillah, berkat pertolongan Allah swt, pasukan Muslim bisa menang melawan kaum kuraisy,” ujar Hamid.

News Feed