English English Indonesian Indonesian
oleh

Facial Teratur Bisa Bantu Detoks Kulit dari Polusi

Dokter Kulit di Rumah Sakit Tk.II Pelamonia Makassar, dr Destiana Setyosunu SpKK, M.Kes., menjelaskan kombinasi antara perawatan luar dan gaya hidup sehat dari dalam akan memberikan hasil terbaik. “Saat tidur malam, tubuh memperbaiki sel-sel yang rusak, termasuk sel kulit. Bila waktu tidur kurang atau terganggu, maka proses ini tidak berjalan optimal,” jelasnya.

Menurut dia, kurang tidur juga dapat memicu peningkatan hormon kortisol (hormon stres) yang menyebabkan peradangan pada kulit. Hal ini bisa memicu jerawat, kulit kusam, hingga mempercepat tanda-tanda penuaan seperti garis halus dan keriput. “Makanya menjaga pola tidur minimal 7 hingga 8 jam per malam sangat dianjurkan,” ucapnya.

Tak hanya itu, kualitas tidur juga memengaruhi produksi kolagen—protein penting yang menjaga kekencangan dan elastisitas kulit. “Tidur yang cukup mendorong produksi kolagen secara alami, sehingga kulit tampak lebih segar dan cerah keesokan harinya,” ucapnya.

Dokter kulit dan kecantikan dari Klinik Miracle, Hastri Indah Larasati, menyarankan untuk menghindari paparan gadget menjelang tidur, menjaga kebersihan tempat tidur, serta menciptakan suasana kamar yang nyaman.

“Kesehatan kulit bukan hanya soal krim wajah atau perawatan kecantikan, tapi bagaimana kita memperlakukan tubuh secara keseluruhan, termasuk dari pola tidur yang sehat,” pungkasnya.

Dengan meningkatnya kepedulian terhadap kesehatan kulit, terutama di tengah cuaca ekstrem saat ini, masyarakat diharapkan semakin sadar pentingnya menjaga kulit sebagai bagian dari kesehatan secara menyeluruh.

News Feed