Lebih lanjut, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) secara konsisten menyatakan bahwa program nuklir Iran masih berada dalam koridor pengawasan dan belum ada bukti yang menunjukkan pengembangan senjata nuklir. Laporan IAEA terbaru tahun 2024 semakin memperkuat fakta ini. Jadi, apa motif sebenarnya di balik serangan mendadak yang memakan korban jiwa warga sipil dan ilmuwan ini?
Strategi Pengalihan Isu: Krisis Domestik Netanyahu
Dari perspektif geopolitik, langkah Netanyahu kali ini bukan sekadar serangan “pencegahan” biasa, melainkan sebuah manuver strategis untuk mengalihkan perhatian dari krisis legitimasi yang kian menggerogoti kekuasaannya di dalam negeri. Sebuah survei yang dirilis oleh Israel Democracy Institute pada Mei 2025 menunjukkan angka yang mengkhawatirkan: sekitar 70% warga Israel menyatakan tidak lagi percaya terhadap arah kebijakan Netanyahu, terutama terkait perang di Gaza dan hubungan luar negeri yang semakin mengisolasi Israel dari komunitas internasional.
Sejak akhir 2023, Netanyahu telah menghadapi gelombang tekanan masif dari oposisi, publik, dan bahkan sebagian partai pendukungnya sendiri. Protes-protes besar menuntut pengunduran dirinya terus berkecamuk di Tel Aviv dan kota-kota besar lainnya, dipicu oleh penanganan konflik Palestina yang gagal dan skandal korupsi yang kembali mencuat. Dalam situasi genting seperti ini, menyerang Iran adalah manuver politik yang sering dilakukan: menciptakan musuh bersama, membangkitkan rasa takut, dan mencoba menyatukan kembali opini publik yang terpecah-belah.