“Di Kabupaten Takalar ada daerah yang dua kali panen dalam setahun, ada irigasi namun tidak terlalu lancar dan harus disuplai dengan pompa. Untuk itu harus ada perbaikan irigasi sehingga semua sawah dapat terairi,” urainya.
“Dan ada juga daerah yang hanya satu kali panen atau sawah tadah hujan dan kebutuhan pompanya cukup tinggi. Inilah yang harus menjadi perhatian dalam memperbaiki pengelolaan pertanian,” jelas dia.
Menurutnya, selain persoalan irigasi, bibit padi juga menjadi faktor dalam keberhasilan produksi pertanian, untuk itu tugas dari penyuluh pertanian turun kemasyarakat mensosialisakan bibit padi unggul yang cocok untuk ditanam sehingga produksi pertanian meningkat.
Maka dia mengimbau agar Pertanian harus bertrnsformasi dari alat pertanian manual ke modern, karena lebih mempermudah petani dalam mengelolah pertanian dan lebih efisien waktu dan biaya.
“Semoga dengan bantuan ini para petani kita lebih produktif dan menghasilkan produksi pertanian serta dapat menjaga produksi pangan dan memberikan kontibusi pangan ketingkat nasional,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan Takalar Parawangsa dalam laporannya menyampaikan sebanyak 80 alat dan mesin pertanian (alsintan) akan diserahakan kepada kelompok tani yang ada di Kabupaten Takalar.
“Kami di Dinas TPHPKP Takalar terus berbenah untuk memperbaiki diri dan memajukan Pertanian di Takalar. Dan dibawah Kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Takalar sekarang, wajah pertanian semakin maju dan berkembang. Kami juga akan mendukung seluruh program Pemerintah dalam mewujudkan Takalar Unggul, Berdaya Saing Melalui Ekonomi Digital,” ujarnya. (mgs)