FAJAR, JAKATA – Dalam pidatonya di pembukaan Indo Defence 2024, Rabu (11/6/2025), Presiden Prabowo Subianto menghidupkan kembali memori sejarah kolonialisme dengan angka yang mencengangkan: USD 31 triliun. Angka tersebut, katanya, adalah kekayaan yang dikuras Belanda selama berabad-abad menjajah Indonesia—setara dengan 144 tahun anggaran negara.
“Berarti kekayaan yang telah diberikan atau diambil dari bangsa Indonesia sama dengan mungkin 18 kali GDP kita, atau sama dengan 144 tahun anggaran nasional,” ujar Prabowo dalam nada yang sarat makna. Ia mengklaim, angka tersebut bersumber dari riset terkini yang baru diketahuinya beberapa pekan lalu.
Kekayaan senilai USD 31 triliun (setara Rp504 ribu triliun) tersebut, lanjutnya, membuat Indonesia kehilangan kesempatan untuk menjadi kekuatan ekonomi besar sejak dini. Sebagai perbandingan, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini berada di kisaran USD 1,5 triliun.
Namun demikian, Prabowo tak hanya mengulas sejarah. Ia juga menautkan narasi masa lalu itu dengan visi masa depan yang optimistis. Menurutnya, jika kekayaan Indonesia saat itu tidak dijarah, “kita bisa saja menjadi salah satu negara terkaya di dunia.”
Ia pun menyebut bahwa berbagai lembaga internasional telah memproyeksikan ekonomi Indonesia bakal menembus jajaran lima besar dunia dalam dua dekade mendatang. “Anak-anak muda teknokrat kita sekarang, yang berusia 30-an, 20 tahun lagi mereka akan memimpin republik ini,” ujar Prabowo dengan nada penuh harap. “Mungkin di masa itu, kita benar-benar keluar dari kemiskinan struktural.”