English English Indonesian Indonesian
oleh

PM Australia Protes karena Jurnalisnya Ditembak di Los Angeles saat Siaran Langsung

“Insiden ini menjadi pengingat jelas akan risiko nyata yang dihadapi jurnalis di lapangan. Ini memperkuat pentingnya peran media dalam menyampaikan kebenaran dari garis depan,” tulis Nine News.

Kecam Kekerasan terhadap Pers
Insiden Tomasi memantik respons dari organisasi jurnalis internasional. Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengecam keras penembakan tersebut dan menuntut investigasi menyeluruh.

“Menembaki jurnalis yang jelas-jelas sedang bertugas adalah pelanggaran terhadap prinsip kebebasan pers dan standar HAM internasional,” tulis CPJ dalam pernyataan mereka.

Sementara itu, Human Rights Watch (HRW) menyebut insiden itu mencerminkan pola kekerasan terhadap jurnalis dalam protes-protes di AS beberapa tahun terakhir.

Bukan Kasus Pertama
Insiden ini bukan yang pertama terjadi di AS. Pada puncak gelombang protes Black Lives Matter tahun 2020, sedikitnya 110 jurnalis dilaporkan mengalami kekerasan oleh aparat penegak hukum di berbagai kota, termasuk Los Angeles dan Minneapolis. Banyak di antara mereka juga menjadi sasaran meskipun mengenakan identitas pers yang jelas.

Australia kini menuntut transparansi investigasi atas insiden Tomasi dan mendesak adanya jaminan keamanan bagi awak media asing yang bertugas di wilayah Amerika Serikat. (*)

News Feed