Langkah lain yang bisa diambil untuk menetralkan kolesterol adalah dengan melakukan aktivitas fisik ringan. Prof. Veni menyarankan masyarakat untuk berjalan kaki atau bersepeda ringan setelah mengonsumsi hidangan berat. “Kombinasi antara pola makan sehat dan olahraga ringan bisa menjaga keseimbangan tubuh,” katanya.
Dokter gizi dari Universitas Muslim Indonesia, Dr. Nurlinda menjelaskan bpola konsumsi yang cerdas dapat mencegah berbagai penyakit metabolik seperti kolesterol tinggi, hipertensi, hingga diabetes. Dengan demikian, edukasi publik perlu terus digencarkan.
“Masyarakat juga diimbau untuk mengolah daging kurban dengan metode yang lebih sehat, seperti merebus, mengukus, atau memanggang dengan sedikit minyak,” ucapnya.
Hindari penggunaan santan berlebih atau pengolahan bersifat deep fry yang dapat meningkatkan kandungan lemak jenuh pada makanan. Dengan mengikuti panduan konsumsi yang tepat, masyarakat dapat tetap menikmati kelezatan hidangan daging kurban tanpa perlu khawatir terhadap dampak negatif bagi kesehatan.
“Bijak mengonsumsi daging adalah langkah awal menuju hidup yang lebih sehat,” pungkasnya.
1 Gram untuk 1 Kg BB
Masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam menyantap daging kurban, agar kenikmatan sesaat tak berujung pada masalah kesehatan. Penting untuk membatasi asupan daging harian. Pasalnya kebutuhan tubuh akan protein dari daging sebenarnya tidak besar.
Pakar gizi Universitas Hasanuddin Makassar, Prof. dr. H. Veni Hadju, M.Sc, Ph.D, menuturkan sumber protein dari daging cukup 1 gram per kilogram berat badan. Artinya seseorang dengan berat badan 50 kilogram hanya membutuhkan sekitar 50 gram protein per hari, yang bisa diperoleh dari satu hingga dua porsi daging saja.
