FAJAR, MAKASSAR — Momentum Iduladha identik dengan sajian aneka daging kurban yang beragam. Namun, di balik itu tersimpan risiko kesehatan yang tidak bisa dianggap sepele jika dikonsumsi secara berlebihan.
Salah satunya, bisa memicu peningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh. Pakar gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin, Prof. dr. H. Veni Hadju, M.Sc., Ph.D., menuturkan daging yang tinggi lemak jenuh bisa menjadi pemicu kolesterol tinggi dan risiko penyakit metabolik lainnya jika dikonsumsi terus-menerus tanpa kontrol.
Menurut dia, kandungan asam lemak jenuh dalam daging, terutama pada jeroan dan bagian berlemak, berperan besar dalam peningkatan kadar kolesterol darah. Oleh karena itu, individu yang memiliki riwayat kolesterol tinggi sangat disarankan untuk membatasi konsumsi daging, terutama yang dimasak dengan cara digoreng atau bersantan.
Ia juga menyarankan masyarakat untuk menyiasati konsumsi daging dengan menambahkan bahan alami yang memiliki khasiat menurunkan kolesterol. “Daun salam, bawang putih, dan rempah seperti kunyit bisa menjadi pelengkap yang sehat dalam masakan daging karena bersifat antikolesterol,” paparnya.
Konsumsi daging juga harus dibarengi dengan asupan serat dari sayur dan buah. Baginya, serat berperan penting dalam mengikat lemak di saluran pencernaan, sehingga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. “Sayur itu penting, jangan hanya makan daging saja,” tegasnya.
Selain itu, Prof. Veni juga menekankan pentingnya menjaga asupan cairan tubuh dengan minum air putih secara cukup. Dalam situasi konsumsi makanan tinggi protein dan lemak seperti saat Idul Adha, tubuh memerlukan metabolisme yang optimal. “Saya anjurkan minimal delapan gelas air setiap hari untuk membantu sistem pencernaan bekerja lebih efisien,” ujarnya.