Oleh: Dwi Magfirah Jasal
Alumni Fisioterapi Unhas / Sport Physiotherapy
Banyak orang beranggapan berlari merupakan salah satu olahraga yang mudah dilakukan dan tidak memerlukan skill tertentu. Memang benar, jika hanya ingin sekadar lari, tetapi jika ingin fokus untuk peningkatan performa ternyata banyak hal yang harus diperhatikan misalnya pemanasan dan pendinginan, teknik dan form berlari, jenis sepatu, recovery, dan sebagainya. Mengapa hal-hal tersebut menjadi penting? Karena, jika tidak dilakukan, maka akan menyebabkan cedera yang akan mengganggu bukan saja aktivitas lari, tetapi juga aktivitas sehari-hari seperti berjalan dan naik turun tangga.
Terkait masalah cedera, ada salah satu cedera yang paling banyak dialami oleh pelari yaitu shin splint. Shin splint secara medis dikenal sebagai sindrom stres tibialis medial dan biasanya disebabkan oleh cedera stres akibat penggunaan berlebihan, artinya kelebihan beban yang menyebabkan terlalu banyak tekanan pada otot. Nah, banyak dari pelari yang mengalami shin splint merasa kesulitan untuk benar-benar sembuh dari cedera ini, kadang hanya membaik beberapa saat lalu kemudian rasa nyeri di area tulang kering muncul kembali. Lalu, sebenarnya apa faktor yang menyebabkan kalian sulit untuk sembuh dari cedera shin splint? Berikut beberapa alasannya :
Kelebihan beban
Shin splint terjadi karena kalian kurang memperhatikan intensitas atau frekuensi dari latihan kalian, sehingga menyebabkan tekanan berlebih pada otot kalian berujung peradangan. Agar tidak terjadi lagi, atur intensitas dan frekuensi latihan kalian, jika ingin meningkatkan intensitas dan frekuensi latihan sebaiknya dilakukan perlahan-lahan, biarkan tubuh beradaptasi terlebih dahulu.
Terburu-buru untuk kembali berlari
Otot dan jaringan lunak memerlukan waktu untuk pulih dan memperbaiki diri, jika aktivitas fisik terus dilakukan, maka proses penyembuhan bisa terganggu dan memakan waktu lebih lama. Selain itu, bisa memperparah kondisi jaringan yang cedera. Tidak ada salahnya untuk rest saat mengalami cedera, jika takut performa menurun, maka kalian bisa mengganti dengan olahraga yang lebih aman dan tidak menimbulkan banyak pressure di area yang cedera seperti berenang dan bersepeda.
Teknik berlari yang keliru
Teknik berlari yang tidak tepat, seperti mendarat dengan cara yang keliru, bisa meningkatkan tekanan pada otot atau jaringan sekitar tulang kering. Untuk teman teman, yuk mulai sekarang benerin form atau teknik berlari kalian dengan rajin melakukan latihan running drills, selain terhindar dari cedera, kalian akan berlari lebih efektif dan efisien.
Ketidakseimbangan kinerja otot
Kekuatan otot yang tidak seimbang antara tungkai depan dan belakang, dapat menyebabkan tekanan yang berlebih pada area tulang kering, jika tidak dilakukan strengthening di area otot otot penyangga tungkai, maka cedera akan terus berulang. Mulai saat ini, usahakan lakukan strengthening sekali seminggu untuk meningkatkan kekuatan otot kalian, gak harus ke tempat gym, lakukan di rumah dengan body weight juga bisa misalnya gerakan paling sederhana calf raise, squad, dan lunges.
Jenis sepatu yang kurang tepat
Karena ketidaktahuan banyak dari pelari pemula menggunakan sepatu kasual yang peruntukannya bukan untuk berlari. Hal inilah yang menyebabkan tekanan yang keras dan berlebih pada area tulang kering sehingga terjadi peradangan. Pilihlah sepatu khusus berlari, tidak harus mahal, yang terpenting support untuk dipakai berlari.
Cedera shin splint bukanlah cedera yang bisa dianggap sepele, karena jika dibiarkan dan tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan stress fracture yaitu tulang menjadi retak karena tekanan berulang kali di area tersebut. Yang terpenting apa? Dengarkan tubuh kalian yah, jika ada nyeri jangan pernah dipaksa. Ingat tujuan olahraga biar sehat, bukan malah cedera. (*)