English English Indonesian Indonesian
oleh

Saatnya Beralih ke Deep Learning

Oleh: Yusran, S.Pd., M.Pd.
Wakasek Kesiswaan SMA Islam Athirah Makassar

Penggunaan istilah Deep Learning oleh Mendikdasmen Abdul Mu’ti dalam konteks pendidikan patut diapresiasi, meskipun maknanya berbeda dari yang lazim dikenal dalam dunia Artificial Intelligence (AI). Di ranah AI, Deep Learning adalah teknik pemodelan algoritma yang canggih. Akan tetapi, dalam dunia pendidikan, istilah ini mengandung makna yang lebih humanis dan relevan: pendekatan pembelajaran yang mendorong pemahaman yang mendalam, bukan sekadar hafalan, serta penguasaan kompetensi yang benar-benar bermakna bagi kehidupan siswa.

Deep Learning menawarkan angin segar bagi sistem pendidikan kita, yang selama ini cenderung terjebak dalam pola Surface Learning pembelajaran yang terlalu luas namun dangkal. Siswa kerap didorong untuk menghafal informasi tanpa pemahaman yang memadai, sehingga proses belajar kehilangan makna. Akibatnya, banyak siswa kesulitan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif yang sangat diperlukan di era modern.

Sebaliknya, Deep Learning mengajak siswa untuk lebih aktif terlibat dalam proses belajar, menyelami topik secara lebih fokus, dan menemukan relevansi ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Lewat pendekatan ini, siswa tidak hanya menguasai materi, tetapi juga memahami makna di baliknya dan mampu mengaplikasikan pengetahuan itu dalam berbagai konteks nyata. Untuk mewujudkan hal ini, pendekatan Deep Learning bertumpu pada tiga elemen penting yaitu Meaningful Learning, Mindful Learning, dan Joyful Learning.
Meaningful Learning, sebagaimana dikemukakan oleh David Ausubel, mendorong siswa untuk mengaitkan pengetahuan baru dengan pemahaman yang telah dimiliki. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih relevan, personal, dan berkesan. Apa yang mereka pelajari tidak berhenti sebagai informasi semata, melainkan menjadi bagian dari cara mereka memahami dunia.
Mindful Learning mengajak siswa untuk sadar penuh terhadap proses belajarnya. Mereka diajak untuk memahami apa yang sudah dikuasai, apa yang masih perlu dipelajari, serta bagaimana proses belajar itu sendiri dapat memperkuat pemahaman mereka. Kesadaran ini melatih kemampuan reflektif yang sangat penting untuk pembelajaran sepanjang hayat.

Joyful Learning membantu menciptakan pengalaman belajar yang menggugah semangat. Ini bukan berarti semua proses belajar harus selalu menyenangkan secara permukaan, tetapi siswa perlu merasa tertantang, penasaran, dan terinspirasi. Pembelajaran yang disertai rasa ingin tahu dan kegembiraan intelektual akan jauh lebih bermakna dan tahan lama.

Sebagai bagian dari langkah konkret, pemerintah saat ini tengah menyeleksi calon fasilitator Deep Learning yang akan mendampingi para guru di lapangan. Para fasilitator ini diharapkan membantu guru mengintegrasikan prinsip Meaningful, Mindful, dan Joyful Learning dalam praktik mengajar sehari-hari. Dengan pendampingan yang berkelanjutan, guru diharapkan dapat bertransformasi dari sekadar penyampai materi menjadi fasilitator proses belajar yang aktif, reflektif, dan berpusat pada siswa.

Meskipun demikian, penerapan pendekatan ini bukan tanpa tantangan. Dibutuhkan perubahan paradigma yang signifikan, baik di kalangan guru, pengelola sekolah, maupun pembuat kebijakan. Guru perlu mendapatkan pelatihan yang memadai dan ruang yang cukup untuk mengadopsi pendekatan yang lebih learner-centered. Selain itu, sistem evaluasi juga harus bertransformasi: tidak lagi hanya mengukur aspek kognitif secara sempit, melainkan juga menilai proses berpikir, pemahaman yang mendalam, dan penguasaan kompetensi yang nyata.

Jika dilakukan secara konsisten, dengan dukungan ekosistem pendidikan yang memihak pada kualitas proses belajar, pendekatan Deep Learning berpotensi melahirkan generasi pembelajar yang tidak hanya cerdas, tetapi juga mampu berpikir kritis, kreatif, dan reflektif. Generasi inilah yang sangat dibutuhkan Indonesia untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks dan penuh ketidakpastian. (*)

News Feed