English English Indonesian Indonesian
oleh

Cara Jemaah Haji asal Makassar Mengobati Rindu, Bawa Makanan Tradisional hingga Beras dari Kampung

Sukmawarni berhaji bersama suami dan seorang tantenya. Sementara Muthaharah didampingi suami dan enam keluarga dekatnya. Masing-masing keluarga membawa 2,5 hingga 5 liter beras dan makanan bajabu hasil buatan dari kampung.

Baginya, beras yang dibawa dari kampung sangat berbeda dengan citarasa yang ada di Arab Saudi. “Terasa beda rasanya, beras yang kami bawa dari kampung jauh lebih enak,” ujar Sukmawarni bersama rekannya, Hj Rahmawati Haddade.

Bila menu racikan itu sudah tersedia, ia kerap memanggil tetangga kamarnya untuk menikmati bersama. “Ini terasa nikmat ketika kami makan bersama-sama di kamar seperti layaknya di kampung,” tambah Muthaharah yang Selasa hari ini akan bertolak ke Bandara Madinah untuk kembali ke Tanah Air.

Tidak hanya makanan tradisional. Pun, makanan semi modern dibuat untuk para suami yang bersebelahan kamar di lantai satu. Burger menyerupai produk Al-Baik dikemas dari roti yang dibeli di supermarket Bin Dawood. Isinya dari bahan yang ada, seperti tomat, telur, dan buncis yang dibasuh dengan sambel telur udang ala Indo Ugi asal Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

“Semuanya kami buat dari hasil produk buatan dari Indonesia yang dibeli dari kampung. Jadinya, nikmat dan cocok di lidah,” ujar Sukmawarni, jemaah haji Kloter UPG-1 ini.Muthaharah dan Sukma Warni serta rekan lainnya bukannya tidak menikmati makanan yang disediakan dari petugas, tapi mereka mengaku lebih nikmat ketika ia mengolah sendiri.

“Selama fase Armuzna tetap kami makan, tetapi kalau ada waktu dan masih di hotel, kami memilih untuk masak sendiri,” ungkapnya.Menurut penuturan sejumlah anggota jemaah haji di Hotel 311, masakan yang dibagikan kepada mereka tergolong enak dan pas dengan cita rasa masakan nusantara.

News Feed