Meski merupakan kegiatan perdana, antusiasme guru sangat tinggi. Bukan karena banyaknya daging yang diterima, tapi karena perhatian tulus dari rekan sejawat terasa begitu bermakna.
“Kami tidak menilai dari berapa kilogram daging yang dibawa pulang, tapi dari ketulusan hati yang menyertainya. Perhatian kecil dari rekan sejawat seperti ini, justru yang membuat kami merasa dihargai dan diperhatikan,” ujar salah satu guru penerima qurban. (ams)