FAJAR, JAKARTA – Pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, malam tadi banyak menurukan pemain lokal yang berkompetisi di Liga 1. Padahal timnas banyak dihuni pemain naturalisasi. Apa alasannya?
Dia menegaskan bahwa kualitas individu menjadi tolok ukur utama dalam pemilihan pemain, terlepas dari status sebagai pemain lokal atau diaspora. Penegasan ini disampaikan usai kemenangan tipis 1-0 atas China dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (5/6) malam.
Dalam pertandingan tersebut, Kluivert menurunkan tujuh pemain yang aktif di kompetisi domestik Liga 1: Rizky Ridho, Yakob Sayuri, Ricky Kambuaya, Egy Maulana Vikri, Beckham Putra, Stefano Lilipaly, dan Ramadhan Sananta.
“Yang saya cari adalah kualitas. Siapa pun yang menunjukkannya, akan mendapat kesempatan. Tidak penting apakah dia pemain naturalisasi atau bukan,” ujar Kluivert dalam sesi konferensi pers usai laga.
Sejak awal penunjukannya oleh PSSI sebagai pelatih Timnas, pelatih asal Belanda itu menyatakan komitmennya untuk membuka ruang seleksi yang adil bagi seluruh pemain Indonesia, termasuk mereka yang tampil di kompetisi lokal.
“Saya sudah bilang sejak pertama diumumkan sebagai pelatih bahwa saya ingin memberi panggung kepada pemain-pemain lokal. Saya menghargai mereka dan ingin melihat kemampuan mereka secara langsung,” tambah Kluivert.
Ia juga menyebut bahwa kolaborasi antara pemain lokal dan diaspora merupakan kekuatan tersendiri bagi skuad Garuda, asalkan kedua kelompok bersaing secara sehat dan setara.