Bukan hanya keluhan soal jemaah tersesat, pun ketika muncul persoalan kamar, makanan yang tidak sesuai, hingga transportasi. Para “pengawal” haji inilah yang pertama merespons.
Penanggung jawab Kawal Haji, Edayanti Dasril Munir, menyebut timnya sebagai partikel terkecil dalam struktur besar penyelenggaraan haji. Namun, partikel kecil inilah yang menjadi jaring pengaman saat jemaah menghadapi situasi genting.
“Tidak tersorot, tidak terdengar, tidak ter-blow up. Tapi kami ada,” ujar Edayanti dengan mata yang tak lepas dari layar pantau Kawal Haji, saat disambangi Tim Media Center Haji Daker Bandara,
Kamis (29/5/2025) petang.
Layanan Kawal Haji terhubung melalui tiga kanal utama: aplikasi Kawal Haji, Call Center, dan WA Center. Masing-masing menjadi saluran penting yang menjembatani suara jemaah dengan tim yang siap membantu.
Melalui aplikasi Kawal Haji, jemaah bisa menyampaikan laporan satu arah (one way). Untuk laporan yang lebih teknis atau memerlukan interaksi, tim akan mengarahkan jemaah ke saluran WhatsApp atau Call Center. “Kalau sekadar pertanyaan ringan, cukup kami tangani di sistem Kawal Haji. Tapi kalau sudah teknis dan darurat, kami harus langsung berkomunikasi,” jelas Edayanti.
Di antara banyaknya laporan yang masuk, tak semua soal teknis besar. Ada yang sekadar menanyakan lokasi Pasar Kakiyyah, bahkan minta bantuan menawar taksi. Semua ditanggapi dengan empati. Karena bagi Kawal Haji, setiap suara adalah amanah.“Kami harus multitasking. Mendengarkan, memahami, dan kadang menenangkan,” katanya sambil tertawa berderai.