FAJAR, JEDDAH – Dalam musim haji 1446 H / 2025, suhu ekstrem yang melanda wilayah Arab Saudi menjadi perhatian serius bagi seluruh pihak, terutama jamaah dan petugas haji Indonesia.
Anggota Amirul Hajj Indonesia, Prof. Taruna Ikrar, mengimbau seluruh jemaah haji dan petugas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko heat stroke atau sengatan panas.
Suhu udara di wilayah Makkah dan Madinah diperkirakan dapat mencapai lebih dari 45°C, sebuah kondisi yang sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi jemaah lanjut usia, penderita penyakit kronis, serta mereka yang melakukan aktivitas fisik tinggi saat menjalankan ibadah.
“Heat stroke adalah kondisi medis serius yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, penting bagi jemaah dan petugas untuk menjaga hidrasi, menghindari paparan langsung sinar matahari dalam waktu lama, dan mengenakan pelindung seperti payung atau topi lebar,” ujar Taruna Ikrar, saat tiba di Bandar Usara King Abdul Aziz Jeddah, Kamis malam (29/5) waktu Arab Saudi.
Taruna Ikrar tiba bersama pimpinan Amirulhajj 2025 yang juga Menteri Agama RI Prof Nazaruddin Umar, bersama rombongan Amirulhajj lainnya.
Ia juga menekankan pentingnya pendekatan preventif, termasuk: memastikan asupan cairan cukup setiap hari, menghindari aktivitas berat di bawah terik matahari, terutama antara pukul 10.00 hingga 15.00 waktu setempat.
Taruna Ikrar juga menyarankan ke jemaah dan petugas untuk mengenali gejala awal heat stroke seperti sakit kepala, mual, kulit kemerahan, detak jantung cepat, dan kebingungan mental.