Ia menyebutkan pada pelaksanaan haji nanti, ada istilah murur dan tanazul. Murur, kata Menag, adalah perjalanan khusus yang dilalui orang-orang difabel seperti sakit, dan lanjut usia. Mereka nantinya akan melalui jalur khusus dan wajib melewati Muzdalifah.
Sedangkan, tanazul diberikan kepada difabel, lansia atau sakit untuk menghuni hotel di area Jamarat. “Lebih dekat ke jamarat dibanding di kemah. Dengan tidur di hotel, Tentunya lengkap dan private, ada kamar mandinya. Di luar itu, jamaah menempati kemah,” jelas Menag.
Soal makanan, kata Menag, akan disiapkan di kemah baik yang menginap di kemah Mina maupun di hotel.Menag juga memberi apresiasi kepada Kantor Urusan Haji (KUH) Arab Saudi yang diakui sangat ulet melaksanakan tugas, sehingga banyak keistimewaan yang diberikan kepada jemaah haji Indonesia. Misalnya, lansia di atas 90 tahun diizinkan berhaji.
“Ini ada kelonggaran yang dulunya di atas 70 tahun cuma 7 persen, sekarang diganti dengan istitaah yang diukur dari kondisi kesehatan jemaah.“Insha Allah kalau semua berjalan lancar akan sukses. Yang kita takutkan adalah kemacetan, entah itu di Makkah atau Arafah,” ujar Menag.
Namun, lewat manajemen baru dari pemerintah Arab Saudi, Menag yakin kemacetan tahun ini tak akan separah tahun sebelumnya. “Coba lihat dari Jeddah ke Makkah sekarang sangat lengang dan tidak seperti biasanya. Kompleks Masjidil Haram juga sangat lengang. Itu karena hanya pemilik kartu Nusuk yang diizinkan masuk Makkah, termasuk untuk warga Arab Saudi,” papar Menag. (sg)